Halaman

Minggu, 31 Desember 2017

Karena Ingin Dekat Dengan Ibu

“Man Proposed, God Disposed”
                Sebuah pepatah bahasa  Inggris yang berarti manusia berencana, Tuhan menentukan. Demikian halnya kisahku bersama ibu. Tahun ini menjadi tahun pertama peringatan hari ibu dimana aku tanpa ibu. Karena  beliau meninggal bulan februari lalu. Ngenes juga rasanya, ketika tanggal 22 Desember yang lalu bersliweran di media sosial teman-temanku berfoto dengan ibunya dan membuat caption yang menunjukkan rasa cinta mereka masing-masing. Namun aku hanya bisa diam dan merasakan dalam hati ternyata begini  rasanya tidak punya ibu ketika melihat orang lain masih punya. Namun kembali lagi aku berefleksi bahwa ini sudah takdir. Lalu melihat sisi positifnya bahwa masih ada yang jauh lebih tidak beruntung daripada aku yaitu anak-anak yang sudah kehilangan ibu dari usia belia.
 
Aku dan almarhumah ibuku



                 Seumur hidup aku hampir tidak pernah berjauhan dengan ibuku. Paling lama mungkin hanya sebulan atau mungkin lebih singkat daripada itu. Kecuali sampai pada waktu 3,5 tahun  yang lalu saat aku harus pindah untuk penempatan kerja sebagai abdi negara di luar kota. Tentu suatu hal yang cukup berat untukku, tapi pasti lebih berat untuk ibu. Mungkin ini cara Allah melatihku untuk tidak terlalu rindu ketika dia meninggal nanti. Dari mulai waktu itu, kami (aku dan ibuku) bersepakat bahwa kelak aku harus kembali ke Semarang, kampung halamanku demi dekat dengannya.
               
                Tulisan ini akan lebih seperti curhat, emosional, menguras air mata dan beberapa lembar tisu ketika aku menulisnya karena kerinduan yang mendalam. Karena ingin dekat dengan ibu, semasa hidupnya saat jauh aku selalu meneleponnya paling tidak dua hari sekali menceritakan apa saja yang kualami begitu juga dengan yang dialaminya sehari-hari. Setiap cuti dan tanggal merah yang berarti libur selalu kukejar tiket kereta 90 (Sembilan puluh) hari sebelumnya agar bisa kembali untuk berjumpa. Libur tiga hari saja serasa surga bila bisa bertemu ibu.

aku, ayah, almarhumah ibu, saudara perempuanku

                Karena ingin dekat dengan ibu, aku berencana ingin segera kembali melalui mutasi atau mengajukan pindah tempat kerja. Namun, paling tidak butuh waktu empat atau lima tahun bila ingin pindah dengan alasan kuat yaitu ikut suami atau merawat orang tua yang sakit. Jadi mengejar dan memaksa sesuatu yang sudah jelas lama juga ya.. Aku memiliki ide untuk mengejar beasiswa Magister / S2 di Universitas yang dekat dengan Semarang. Kebetulan ada beasiswa yang cocok yang memberikan kesempatan kuliah diantara duanya adalah di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hal inipun sempat aku sampaikan pada almarhumah ibu dengan alasan nanti aku bisa pulang setiap minggu. Beliaupun menyambut gembira dengan ideku ini, akupun yakin pasti aku bisa mencapainya.

                Sampai pada waktunya yaitu minimal pendaftaran beasiswa adalah dua tahun setelah masa menjadi pegawai negeri yaitu tahun 2017 ini. Aku berusaha penuhi semua persyaratan berharap bisa tahun ini juga aku berangkat kuliah S2. Tapi kembali lagi pada pepatah ““Man Proposed, God Disposed”. Mungkin benar rencanaku berhasil aku bisa mendapatkan beasiswa dan berkuliah S2 di Universitas Gadjah Mada mulai bulan Agustus lalu. Tapi rencana yang utama “karena ingin dekat dengan ibu” tidak terlaksana karena Allah ternyata punya rencana lain untuk ibuku. Beliau meninggal setelah satu minggu dirawat di Rumah Sakit akibat diabetesnya pada bulan Februari, enam bulan sebelum aku masuk kuliah.

                Tapi ini seni kehidupan, tidak semua harus sesuai dengan rencana  namun itulah yang mendewasakan kita. Mungkin secara duniawi aku belum bisa dekat lagi dengannya secara fisik, setidaknya aku bisa mendekatinya melalui doa dan kenangan dihati bersamanya. Dan karena ingin dekat dengan ibu juga kelak disurga, aku berusaha menjadi putri yang saliha. Untuk kemudian menjadi ibu dari putra-putra salih dan putri-putri saliha. Menjadi ibu yang tidak hanya menjadi ibu dari putra-putri yang lahir dari rahimku saja. Melainkan menjadi ibu dari mereka yang bahkan tidak tahu rasanya memiliki ibu. Menjadi ibu dari anak yatim piatu yang bernasib sama seperti nabi Muhammad SAW. Agar ibu berbangga padaku, dan karena ingin dekat ibu tidak hanya  didunia seperti dulu, tapi juga ingin dekat dengan ibu nanti disurga. Amin…

               
Aku bersama anak yatim-piatu








Sabtu, 30 Desember 2017

Plesiran di Curug Landung


              
                Punya waktu liburan tentu sangat sayang jika tidak dimanfaatkan untuk rekreasi atau plesiran. Nah.. Saya ingin merekomendasikan sekaligus menceritakan salah satu tempat wisata yang tak terlupakan yang pernah saya kunjungi. Objek wisata ini bernama Curug Landung yang berada di Kuningan Kabupaten paling timur di Jawa Barat atau berbatasan langsung dengan propinsi Jawa Tengah. Curug Landung ini berupa air terjun setinggi 30 meter berada di kaki gunung Ciremai tepatnya di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur. Curug Landung ini ternyata ada sejarah legendanya, lho.. Tempat ini pernah menjadi pemandian bagi seorang putri Belanda yang bernama Holland William sie sebelum hari pernikahannya.Hal ini dipercaya dan diharapkan dapat memperpanjang usia, memperbanyak rezeki, dan mempertinggi kedudukan bagi kedua mempelai. Seiring waktu berlalu, adat ini sudah tidak dijalankan lagi oleh masyarakat sekitar.

Curug Landung dan saya


Pose saya dibawah Curug Landung biar kaya Bella Hadid model Hits ya... hehe


                Meskipun sudah ada sejak lama, namun dibukanya Curug Landung ini baru tahun 2016 lalu. Dan pada tahu 2017 pengelola yang dibantu oleh Komunitas Penggerak Pariwisata (Kompepar) makin giat membangun spot foto yang instagramable. Yang dengan adanya tambahan fasilitas memberikan selisih harga tiket dari awalnya hanya 5 ribu menjadi 10 ribu rupiah. Namun harga yang cukup sepadan untuk pengunjung dan masih tergolong murah. Karena pengunjung tidak hanya dimanjakan oleh indahnya air terjun dan kebebasan berenang di kolam bebatuan, melainkan juga spot berfoto yang lucu abis ala kids jaman now.


ini berhubung camera drone- nya belum ada, jadi seadanya. hehe


               
Berikut ini spot foto yang seru dan fasilitas di Curug Landung selain air terjunnya sendiri, antara lain:
1.       Swing Sky : area yang terdapat wahana ayunan tepat berada diatas jurang landung
2.       Bambu Sky : area yang dihiasi sayap burung yang terbuat dari besi
3.       Tower Bambu : area paling tinggi di Jurang Landung dimana diarea ini terdapat rangkaian bunga yang berbentuk hati.
4.       Rumah Hobit : Rumah ini berupa rumah kecil seperti serial film the lord of the ring
5.       Sun flower : area yang dihiasi berupa bunga matahari yang cukup besar.
6.       Sarang Burung : area berupa sarang burung raksasayang cukup besar untuk manusia
7.       Gazebo : Tempat beristirahat bagi para pengunjung
8.       Fasilitas pendukung : Musola, toilet, kafe, dan warung


kalo ini foto koleksi yang saya videokan
           
Perlu saya informasikan bahwa pengambilan foto yang keren-keren pada spot-spot tersebut menggunakan drone yang dipasangi kamera sehingga angle bagus. Namun dikenai charge / biaya sekitar 20 ribu. Entahlah sekarang berapa. Waktu dulu saya Cuma 10 ribu karena operator dan alatnya belum datang. Mungkin saya yang kepagian jadi foto-foto seadanya. Hehe…

                Selain curug Landung, 20 meter tidak jauh juga terdapat Curug Putri objek wisata yang sudah dibuka sejak lama. Walau tidak setinggi Landung, Curug Putri punya keindahan sendiri karena bentuknya yang unik seperti seorang putri berpose dengan gaun putih panjang. Serta untuk mencapainya tidak perlu turun-naik tangga dan kolamnya lebih datar dibandingkan dengan Landung. Tapi tetep ya.. Kalau mau cari spot berfoto yang banyak ada di Curug Landung. Untuk Curug Putri akan saya ulang lain kali, ya..





                Untuk mencapai tempat ini rata-rata pengunjung menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor. Namun bukan mustahil jika wisatawan luarkota ingin memanfaatkan bus wisata karena memang jalannya cukup represetatif untuk dilewati bus besar. Untuk yang tipe Backpacker luar kota juga tergolong gampang. Kamu bisa naik angkutan umum dari tengah kota atau pesan ojek/taksi online. Karena desa Cisantana memang tidak terlalu jauh dari pusat kota. Oke… itu ulasan saya tentang Curug Landung, siapa tahu bisa masuk referensi kamu buat mengisi liburan di tahun baru 2018 ya…
Selamat Berlibur…