Halaman

Selasa, 25 Februari 2020

Milenial, Stop Idolakan Artis Penyalahguna Narkoba!


Menjadi generasi dengan proporsi jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2020, generasi milenial memiliki porsi yang besar dalam pembangunan bangsa Indonesia. Selain untuk meneruskan estafet kepemimpinan dari genarasi sebelumnya yaitu generasi X, generasi milenial (Y) juga memiliki tanggung jawab sebagai teladan bagi generasi berikutnya yaitu generasi Z. Berhubungan dengan perannya tersebut, bagaimana generasi milenial dalam partisipasi memberantas narkoba serta bagaimana menyikapi artis penyalahguna narkoba?



Berdasarkan data BPS tahun 2017, jumlah  generasi milenial mencapai sekitar 88 juta jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia. Proporsi tersebut lebih besar dari proporsi generasi sebelumnya seperti generasi X yang (25,74 persen) maupun generasi baby boom+veteran (11,27 persen). Demikian juga dengan jumlah generasi Z  baru mencapai sekitar 29,23 persen. Meski menjadi penduduk terbanyak se-Indonesia, tidak sedikit generasi milenial memberikan contoh buruk terutama yang berasal dari kalangan dunia hiburan atau artis. Beberapa diantara mereka yang tertangkap menyalahgunakan narkoba sepanjang tahun 2019 antara lain Jefri Nichol, Vicky Nitinegoro, Jupiter Fortissimo, Aris Idol, Zul Zifilia, Rifat Sungkar, dan Nunung Srimulat yang lebih condong pada generasi X. Tahun 2020 yang sempat membuat gempar adalah Lucinta Luna alias Muhammad Fattah yang kedapatan menyalahgunakan psikotropika.

Deretan penyalahguna dari kalangan artis akan terus bermunculan hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor antara lain agar kuat bekerja seharian, depresi atau kecemasan, membuat semangat dan menimbulkan rasa senang, tidak kehilangan banyak saat menggunakan karena banyak uang. Meski menggunakannya atas keinginan pribadi namun hal yang tidak merka sadari dapat ditiru secara tidak langsung  oleh penggemarnya. Hal itu yang seharusnya dihindari oleh generasi milenial bila mendapati idolanya melakukan perbuatan yang salah. Karena alasan mengidolakan harus didasari dengan nilai positif si artis bukan serta merta meniru perilakunya termasuk menyalahgunakan narkoba.
            
Milenial diharapkan berpikir dengan logika bila mengetahui sang idola ternyata penyalahguna narkoba yaitu memberikan empati secukupnya saja. Karena memberi empati berlebihan akan memberi rasa kasihan yang berlebihan juga sehingga berdampak pada psikologis pemakluman atas kesalahan yang dilakukan dan berakibat membenarkan perbuatan yang salah. Selanjutnya, tidak ada salahnya berhenti mengidolakan bila perbuatan sang idola menyimpang dari hukum dan norma sosia yang berlakul, karena seharusnya idola bisa membedakan mana yang benar dan salah, baik dan buruk, bermanfaat dan bermudharat. Jika sang idolah tidak mampu membedakan hal tersebut maka tidak layak untuk menjadi panutan. Tidak itu saja, dasar dalam mengidolakan seseorang adalah karena prestasi yang bikin bangga bukan hanya cari sensasi semata. Maka pilih sosok idola yang prestasinya membuat fans turut bangga baik berupa memenangkan penghargaan atau pencapaian-pencapain yang lainnya.
            
Hasil riset yang dirilis oleh Pew Research Center, secara gamblang menjelaskan generasi Millennial merupakan generasi yang unik jika dibanding dengan generasi sebelumnya. Keunikan paling mencolok dari generasi ini dibanding generasi sebelumnya adalah soal penggunaan teknologi dan budaya pop/musik. Kehidupan para generasi millennial tak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet dan entertainment/hiburan sudah jadi kebutuhan pokok tak tertandingi bagi generasi ini. Indonesia 2020 akan sangat ditentukan oleh para generasi millennial dengan perpaduan masyarakat kelas menengah dan juga masyarakat urban. Banyak pakar yang menyebut kombinasi ini sebagai ‘the urban middle-class millennials’, yang akan menjadi pemeran utama dalam sejarah Indonesia di masa yang akan datang. Untuk mengukir sejarah masa depan, maka dari itu generasi milenial harus adaptif terhadap perkembangan zaman dan memiliki daya tangkal tinggi terhadap narkoba yang notabene dapat merusak masa depan mereka dan bangsa Indonesia. (NK)


Jumat, 21 Februari 2020

Jadi Tenaga Kerja Handal Tanpa Narkoba? SMK Bisa!


Kuningan – Mempersiapkan tenaga kerja yang mampu bersaing dikancah bursa kerja, perlu dibekali dengan keterampilan dan keahlian yang bermanfaat bagi siswa SMK. Tidak itu saja ketahanan diri untuk menolak hal-hal yang buruk bagi masa depan juga diperlukan untuk menunjang karir dimasa depan. Sebagaimana yang dilakukan oleh kolaborasi siswa-siswi SMK Negeri 4 Kuningan yang berinisiatif menyelenggarakan acara sosialisasi bahaya narkoba yang bertajuk “Milenial Sehat Tanpa Narkoba” pada hari jumat, 21 Februari 2020. Menurut penuturan Kepala program studi OTKP (Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran), Didi Ubaidillah, S.Pd kegiatan tersebut murni inisiasi para siswa sebagai panitia tanpa campur tangan guru. Hal ini dimaksudkan agar siswa belajar untuk mampu mengorganisir acara atau berperan sebagai Event Organizer. Sehingga berguna kelak bagi mereka setelah lulus sekolah dan terjun ke dunia kerja.


                Kehadiran yang dirancang siswa ini menghadirkan penyuluh narkoba dari BNN Kabupaten Kuningan sebagai guru tamu yaitu Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A dan Soni Sutrisno, S.Kom didampingi oleh Agus Rumli. Kedua penyuluh memberikan respon positif terhadap antusiasme peserta yang terdiri dari 99 orang siswa kelas XI prodi OTKP. Antusiasme terlihat dari minat bertanya mereka yang tinggi, bahkan beberapa diantaranya curhat pernah ditawari ganja dan dextro waktu masih duduk di tingkat SMP. Namun dia menolak karena tahun itu berbahaya bagi kesehatan dan masa depan. Curhat tersebut diapresiasi oleh penyuluh, karena sikap yang tegas diperlukan untuk menangkal diri dari narkoba. Terlebih nanti setelah lulus sekolah dan bekerja godaan narkoba juga besar terutama datang dari tempat pergaulan di kota.


                Acara ditutup dengan doorprize dimana bagi siswa yang telah bertanya berhak mendapat hadiah baik dari panitia pelaksana maupun dari BNN Kabupaten Kuningan. Maman Luqmanul Hakim, S.Pd sebagai Wakabid SDM sekolah bangga dengan kesuksesan yang diorganisir para siswa kelas XII ini. Diharapkan kerjasama SMK Negeri 4 dan BNN Kabupaten Kuningan bisa berlanjut untuk mewujudkan Sekolah Bersinar (Bersih Narkoba) dan siswa- siswa SMK yang handal bekerja dan punya daya tangkal terhadap narkoba. (NK)



Rabu, 19 Februari 2020

Layakkah Ganja dilegalkan di Indonesia?


Legalisasi ganja sempat mencuat kembali beberapa waktu lalu setelah anggota DPR melontarkan usulan agar Indonesia mengekspor ganja keluar negeri sebagai komoditas yang menguntungkan. Sebelumnya, legalisasi ganja sempat menjadi polemik di masyarakat setelah kasus Fidelis yang menanam dan memanfaatkan ganja untuk mengobati istrinya yang sedang sakit parah. Meski demikian, kasus ini menjadi isu nasional yang menyebabkan kegaduhan publik antara pro dan kontra perihal pelegalan ganja. Lalu layakkah ganja di legalkan di negeri Indonesia ini?

Kontroversi bahwa ganja membawa manfaat atau mudharat telah bergulir sejak dahulu kala. Seperti pada umumnya narkotika, ganja membawa manfaat bila dimanfaatkan dengan benar dan oleh orang-orang yang telah memiliki otoritas sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Disisi lain dapat mendatangkan mudharat bila disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas karena dapat membahayakan  hidupnya.  Berikut ini alasan orang awam mengapa ganja bermanfaat namun juga bermudharat :




Beberapa jurnal penelitian meng-klaim manfaat ganja, namun kepopuleran ganja medis dinilai sebagai sensasi belaka. Hal tersebut tertuang dalam studi ilmiah terbaru yang diterbitkan jurnal Lancet Psychiatry. Peneliti melakukan skrining terhadap 83 studi efek kanabinoid pada orang dengan masalah kesehatan mental dan neurologis termasuk depresi, kecemasan, sindrom Tourette, ADHD, PTSD. dan psikosis.

Meski menemukan hasil positif di sana-sini, beberapa penelitian belum menunjukkan bukti bahwa kandungan CBD-THC pada ganja medis dapat mengurangi gejala kecemasan dan gejala tertentu PTSD.Bahkan hasil positif yang dirasakan pasien mungkin tidak langsung disebabkan oleh penggunaan ganja medis namun oleh faktor lain termasuk sugesti manfaat ganja  untuk bidang kesehatan sedang diteliti secara ilmiah.
            
Para peneliti mencatat bahwa ganja medis sering diresepkan untuk pasien yang depresi dan mengalami kecemasannya sebagai kondisi sekunder dengan penyakit kronis sebagai diagnosis primer. Jadi peneliti kesulitan melihat bagaimana obat bekerja.Selain itu, banyak orang tidak menggunakan kanabinoid tingkat farmasi, dan sebuah badan penelitian mengatakan bahwa menggunakan ganja non-medis dapat memperburuk gejala kesehatan mental.

 Sementara itu, legalitas ganja bervariasi dari satu negara ke negara lain sehingga menciptakan pasar gelap dan abu-abu. Bahkan sebagian besar produk turunan ganja tidak termasuk dalam bidang Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat. Sampai saat ini di negara ASEAN hanya Thailand yang telah melegalkan ganja medis, sedangkan Malaysia sedang mempertimbangkan aturan yang sama.Untuk di Indonesia, ganja masih menjadi musuh negara. Betapa tidak? Sampai saat ini manfaat dan mudharatnya tidak seimbang. Hal ini terbukti dengan data BNN tahun 2019 yang menyatakan bahwa  lima jenis narkoba terbanyak disalahgunakan dalam 1 tahun  terakhir adalah  Ganja (65,5%), Shabu (38%), Ekstasi (18,7%), Pil koplo (14,6%), dan Dextro (6,4%). Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa legalitas ganja adalah tidak layak di NKRI. Jika masih illegal saja sudah parah, apalagi dilegalkan? Mau jadi apa negeri ini? (NK)


Senin, 03 Februari 2020

Membentengi Anak Dari Narkoba Melalui Dongeng


Permasalahan narkoba yang menjangkit sekitar 5 juta penduduk di Indonesia perlu penanganan optimal. Tidak hanya menjadi tugas BNN selaku koordinator pemerintah, namun juga masyarakat terutama orang tua yang memiliki anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Berdasarkan data BNN menyebutkan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Penyalahgunaan narkoba mengalami peningkatan yang sebelumnya 20 persen kini naik menjadi sebesar 24 hingga 28 persen. Sedangkan Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2011 hingga 2016 menunjukan peningkatan penyalahgunaan narkoba oleh anak-anak di bawah umur di seluruh Indonesia mencapai 400% dengan jumlah total sekitar 14.000 jiwa pada rentang usia 12-21 tahun.Kebanyakan dari mereka menyalahgunakan narkoba karena bujukan teman dan kesadaran yang rendah terhadap resiko dari penyalahgunaan tersebut. Oleh sebab itu menumbuhkan kesadaran tentang resiko terburuk narkoba dari usia anak-anak ada perlunya. 



Berbeda dengan penyampaian P4GN (Pencegahan dan Pemberatasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) untuk orang remaja dan dewasa yang lebih pada edukasi mengenali jenis narkoba agar dapat menjauhinya, penyampaian terhadap anak-anak harus disampaikan secara kreatif salah satunya melalui dongeng.  Makna Dongeng ialah sebuah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng biasanya mempunyai sifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Selain itu, Dongeng merupakan cerita yang dikarang dan diceritakan kembali dengan secara berulang-ulang oleh orang-orang. Cerita itu bisa dibuat dikarenakan terinspirasi dari suatu peristiwa.

Banyak pihak yang setuju bahwa metode dongeng merupakan metode yang efektif serta menyenangkan bagi anak. Mendengarkan dongeng mampu menyerap perhatian anak sehingga tanpa sadar, nilai moral yang ditanamkan dalam cerita dapat diserap secara baik oleh anak. Pemberian intervensi berupa dongeng juga cocok dilakukan pada usia sekolah dasar, karena pada usia inilah anak mulai mengenal lingkungan baru. Sehingga adanya intervensi yang dapat menuntun jalannya sangat membantu anak dalam beradaptasi.

Cerita yang disampaikan tidak berat dan mudah dimengerti. Implementasi dongeng diterapkan dalam kehidupan data member anak daya tangkal terhadap narkoba. Karena anak akan mencocokkan dengan cerita dongeng yang didengarnya. Contoh,  seorang anak yang ditawari permen oleh orang yang tak dikenal namun mereka menolaknya karena takut permen tersebut akan membuat mereka sakit seperti pesan ibu mereka.


Berikut ini manfaat dongeng yang dilansir dari doktersehat.com :
1. Mengasah daya pikir
Manfaat membacakan dongeng untuk anak yang pertama, dapat mengasah daya pikir dan imajinasi anak. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan dari dongeng.
2. Melatih etika dan empati anak
            Manfaat dongeng sebagai media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seperti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi.
3. Menumbuhkan minat baca
        Manfaat dongeng untuk anak dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku.
4. Meningkatkan kecerdasan anak
        “Jika Anda ingin anak-anak menjadi cerdas, bacakan dongeng untuk anak. Jika Anda ingin anak lebih pintar, bacalah lebih banyak dongeng,” (Albert Einstein). Membacakan dongeng untuk anak memainkan peran penting dalam pengembangan literasi dini, yang berperan penting dalam kemampuan membaca dan menulis. Imajinasi anak-anak semakin meningkat setelah mendengarkan dongeng.
5. Mengajarkan anak berpikir positf
        Anak-anak belajar dari karakter dalam cerita dongeng dapat membantunya menghubungkan situasi dengan kehidupan mereka sendiri.Manfaat dongeng tersebut menunjukkan kepada anak-anak bagaimana cara memiliki pandangan positif di tengah-tengah kecemasan, perkelahian, dan masalah dalam hidup. Cara ini juga mampu mengajarkan anak dalam keterampilan berpikir kritis.
6. Membangun kecerdasan emosional anak
            Dunia saat ini mungkin dilihat sebagai tempat yang menakutkan. Tidak sedikit keluarga dan terutama anak-anak dapat mengalami stres yang luar biasa. Ketika kondisi seperti itu, anak-anak perlu dilatih bahwa hal-hal buruk terjadi pada semua orang. Manfaat membacakan dongeng untuk anak dapat membantunya mengembangkan ketahanan emosional, dengan membantu anak menghubungkan cerita dengan masalah kehidupan nyata di mana sebagian besar ‘pahlawan menang.’
7. Mengurangi kecemasan
        Dongeng sebelum tidur adalah cara yang baik untuk menenangkan pikiran dan tubuhnya. Bahkan jika anak terlalu bersemangat, manfaat membaca dongeng untuk anak akan membantunya terlibat dalam dunia yang sama sekali berbeda dan terbebas dari semua kecemasan.Membacakan dongeng dapat membantu menjadi tenang sehingga orang tua dan anak bisa tidur. Bacakan anak dongeng setengah jam sebelum tidur dan buatlah suasana tenang dengan meredupkan lampu, dan bacakan cerita favorit dengan suara lembut yang menenangkan.
8. Meningkatkan perhatian anak
            Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, manfaat dongeng untuk anak sebagai pengantar tidur adalah cara terbaik untuk membantunya merasa nyaman dengan rutin membaca. Kebiasaan ini sangat berguna dan sehat, sehingga dapat meningkatkan rentang perhatiannya saat dibacakan dongeng setiap malam.
9. Memiliki waktu berkualitas bersama anak
        Menyisihkan waktu setiap malam untuk membaca dongeng bersama buah hati adalah cara yang bagus untuk mendengarkan cerita yang sangat disukai. Ketika orang tua membawakan buku-buku baru dan favorit dengan membacanya secara ekspresif, tentu ini akan menjalin hubungan emosional yang memungkinkan anak menemukan dan memaknai nilai-nilai dalam buku-buku tersebut.
10. Menuntun anak dalam melakukan sesuatu

      Saat anak belajar melakukan sesuatu seperti menggunakan toilet atau mulai pergi ke taman kanak-kanak, adalah hal yang mungkin menakutkan dan mencemaskan bagi anak kecil. Sebagai penuntun, manfaat dongeng untuk anak dapat membantunya melalui tahap-tahap tersebut, agar menjadi lebih berani dan siap untuk menghadapi tantangan baru.


Dongeng adalah bentuk intervensi diseminasi informasi P4GN dalam kehiduan sehari-hari yang dapat dilakukan oleh keluarga dan orang tua. Intervensi terkadang didesain untuk diimplementasikan pada periode transisi. Intervensi ditujukan untuk membantu anak melawati fase ini. Bertemu dengan lingkungan baru yang tak dikenali sebelumnya dapat mempengaruhi psikologis anak. Untuk itu, intervensi sebagai upaya pencegahan dini terhadap narkoba merupakan hal yang pas untuk disampaikan di usia sekolah dasar.

United Nation of Drug and Crime (2014) merumuskan tujuan dari program pencegahan penyalahgunaan narkoba pada anak usia sekolah, diataranya pemberian Pengetahuan meliputi cara meningkatkatkan kepercayaan diri sendiri dan orang lain, cara untuk berbagi dan peduli kepada keluarga dan teman-teman, orang-orang yang dapat membantu anak ketika memiliki pertanyaan atau masalah, cara untuk menerimanya perbedaan fisik dan emosi pada masing masing individu, serta apa itu obat-obatan, fungsi obat-obatan, bagaimana aturan pemakaiannya, serta bahaya jika salah penggunaannya.