My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Selasa, 21 April 2020

Menguatkan Pendidikan Perempuan Untuk Membangun Generasi Unggul Masa Depan


“If I had a choise of educating a boy or a girl, I would educate the girl. If you educate a boy, you educate one. If you educate a girl, you educate a generation.”
 –Brigham Young-


Sumber : pexels
            Budaya patriarki telah melekat diberbagai kebudayaan di seluruh dunia. Hal ini tentu saja menimbulkan diskriminasi terhadap perempuan tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Padahal pendidikan merupakan kunci utama untuk mencapai pengetahuan, karir, dan kehidupan yang lebih baik. Terlebih bagi seorang perempuan yang merupakan calon ibu yang melahirkan dan menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya, pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Sebagaimana yang disampaikan Brigham Young bahwa mendidik perempuan sama dengan mendidik satu generasi. Ungkapan tersebut membuktikan betapa pentingnya pendidikan bagi perempuan karena perannya sebagai ibu yaitu madrasah/sekolah pertama anak-anaknya.
            Namun pada implementasinya, kesetaraan perempuan baik dalam politik dan pendidikan masih dipandang sebelah mata. Peran ibu yang luhurpun masih mendapat diskriminasi oleh masyarakat, terlebih bila sang ibu lulusan sarjana atau bahkan master namun memilih fulltime bekerja sebagai ibu rumah tangga .Ya, para tetangga masih memberikan celaannya seperti kata-kata “ Percuma sekolah tinggi kalau cuma sekedar jadi ibu rumah tangga”. Seolah berpendidikan tinggi adalah untuk bekerja, padahal pendidikan pada intinya adalah untuk menuntut ilmu, mencerahkan pikiran, dan memberi makna pada kehidupan.
            Di daerah perkotaan, berapa banyak ibu rumah tangga yang tidak bekerja secara formal namun tetap berpenghasilan karena ilmunya dimanfaatkan untuk bisnis online atau UKM? Berapa banyak pula yang suaminya memilih berhenti bekerja karena membantu bisnis istrinya yang berkembang pesat di rumah? Stereotype-stereotype bahwa berpendidikan tinggi harus bekerja seperti ini yang perlu ditanggalkan oleh masyarakat tentang makna pendidikan bagi perempuan. Pendidikan tidak sekedar untuk bekerja, melainkan adalah  untuk berpengetahuan dan berpenghasilan. Ibu yang bisa memperkuat rumah tangga, baik bekerja didalam maupun diluar rumah. Serta menjadi ibu yang berbagi peran dengan Ayah baik secara ekonomi maupun ideologi.


Sumber : Pexels
            Mengapa saya mengatakan berbagi peran baik secara ekonomi dan ideologi?  Karena ketidaksetaraan jender seolah sudah terwariskan dalam alam bawah sadar perempuan maupun laki-laki. Sehingga meskipun perempuan sudah melakukan pekerjaan karir, pekerjaan rumah tangga tetap menjadi tugasnya atau melakukan double job. Hal ini sudah terdogma dari dulu kala bahwa laki-laki bekerja di sektor publik sedang perempuan bekerja di sektor domestik. Walau sesungguhnya peran tersebut dapat dinegosiasikan dan saling berbagi antara ayah dan ibu.
            Berbeda dengan stereotype pendidikan perempuan di perkotaan yang harus melakukan double job, daerah pedesaaan mengalami dilema yang berbeda. Paradigma lama yang mengharuskan perempuan bekerja di sektor domestik, masyarakat desa tidak mengutamakan pendidikan bagi perempuan. Hal inilah yang paling menghambat kemajuan bangsa. Betapa tidak? Kasus dipedesaan rata-rata adalah permasalahan klasik seperti hamil diusia terlalu muda yang berakibat pada tingginya kematian ibu hamil, perceraian dini, anak-anak stunting/ kerdil, balita kurang gizi, dan lemahnya berpikir bagi anak-anak yang dilahirkan sehingga tidak memiliki potensi untuk memperbaiki nasib rendahnya sosial ekonomi keluarga.
            Selain itu, rendahnya pendidikan dan perekonomian rumah tangga, terkadang memaksa beberapa perempuan menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal. Berbeda dengan PMI legal yang telah dibekali kemampuan/keahlian dan mendapat izin resmi oleh negara, PMI illegal ini berpotensi membahayakan nasibnya sendiri, dan bahkan menjatuhkan harga diri bangsa Indonesia karena kekurangcerdasannya. Berapa banyak kasus PMI – PMI di negara lain yang harus menderita karena kurang pendidikan sehingga tidak menerima gaji? Tak hanya itu, bahkan beberapa harus dihukum mati di luar negeri karena mudah dibohongi dan tidak pandai beradaptasi? Ternyata tidak hanya berkisar dalam hitungan jari atau daapt dikatakan sering kali terjadi.
            Dari semua ini, hal yang perlu kita camkan bersama, seperti yang dikatakan Najwa Shihab juga bahwa “Tak ada pemberdayaan lebih kekal berkelanjutan, tanpa melibatkan perempuan.” Karena bagaimanapun berdasar jumlah penduduk Indonesia tahun 2020 setidaknya ada 134,27 jiwa perempuan dari total 269,6 juta jiwa.  Dari jumlah tersebut, artinya perempuan adalah hampir 50% dari jumlah warga negara Indonesia secara keseluruhan. Setengah jumlah populasi memilki peran signifikan untuk menopang pembangunan. Maka perlu adanya penguatan peran perempuan diberbagai bidang, seperti politik dengan memenuhi kuota anggota legislatif dan eksekutif minimal 30%.  Penguatan peran dalam bidang ekonomi bisnis UKM yang memberikan lapangan pekerjaan sampai 93% penduduk Indonesia. Dan tentunya masih banyak lagi bidang kehidupan lainnya yang perlu peran serta perempuan juga.


Sumber : Educenter.id
            Saya mendukung program dari EduCenter sebagai mall edukasi pertama di Indonesia, menyadari pentingnya pendidikan untuk mengejawantahkan penyetaraan gender serta menguatkan peran perempuan di masyarakat luas. Perubahan besar tidak akan terjadi tanpa suatu langkah kecil.  Sekecil apapun tulisan tersebut, saya memilik harapan yang sama dengan EduCenter yaitu berharap akan adanya perubahan postitif didunia ini. Dimulai dari karya tulis sederhana ini,semoga menjadi salah satu saluran inspirasi bagi orang-orang lainnya di luar sana dalam bidang pendidikan. Penguatan  peran  dan kesetaraan dalam bidang pendidikan adalah yang terutama, karena cikal bakal kesetaraan dari berbagai sektor yang akan mendukung cita-cita bangsa untuk mewujudkan generasi unggul masa depan Indonesia.
#educenterid

Referensi:

Kata Data, 2020. Inilah Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia 2020. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/02/inilah-proyeksi-jumlah-penduduk-indonesia-2020. Diakses tanggal 20 April 2020