My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Selasa, 19 September 2017

Panduan Jadi Panitia Bukber Panti Asuhan

Momen ini sebenarnya udah lumayan out of date ya.. karena kejadian pas saya masih di Kuningan dan pada bulan ramadhan, walaupun masih tahun ini. Saya ulas lagi, biar yang pengen bikin acara serupa dipanti asuhan nanti ada pandangan. Terus terang budget penyelenggaraan ini memang bukan dari saya 100%, saya cuma sebagai kolektor dana dan panitia. Catet ya.. panitia itu artinya 70% yang melakukan aktivitas belanja dan masak juga. Sampai sewa angkotnya, hahaha..

Foto Bersama : tebak Aku yang mana? hehe


Kumpul bareng anak yatim ini sudah menjadi agenda tahunan saya. Ya, minimal setahun sekali. Waktu acara terakhir memang pengumpulan dana memang sangat minimalis hanya terkumpul 1 juta rupiah. Tapi dengan keikhlasan dan tekad, uang segitu bisa jadi makan besar, takjil (kolak +snack dan gorengan) sebanyak 40 porsi, dan istimewanya masih bisa bagi angpao 10 ribuan per anak. Tepuk tangan untuk kita semua… Bangganya..

Bagaimana prosedurnya?
Prosedurnya disini maksudnya apa saja yang perlu dipersiapkan dan dalam bentuk apa. Ya! Yang pertama adalah niat. Diniatin dulu mau bikin acara. Setelah itu survey tempat yang sesuai. Jangan lupa yang penting udah ada duitnya. Walaupun awalnya dikit lalu ngajak orang lain jadi tertarik. And it’s truly beyond of expectation. Saat survey tempat , kita pastikan dulu yang tempatnya strategis dan terjangkau.Waktu itu saya memilih tempat di Rumah Gray Yatim & Dhuafa yang kebetulan deket sama rumah kos waktu itu.   Setelah booking tempat, pastikan dulu waktu yang ada, kosong nggaknya disana disesuain jadwal kita. Pas waktu itu ngambil hari sabtu malam minggu, minggu kedua.


Oya, saya belum jelasin ya.. panitia ini terdiri dari saya, the Aah, Neng Bety, dan A Sopyan.  Sedangkan penyandang dana selain dari kami bertiga adalah tiga orang teman kantor yang tidak bisa hadir pada hari H. Baiklah karena ini berdasarkan pengalaman jadi saya ceritakan secara kronologis ya..

1.       Setelah terkumpul  uang dari para donator maka pas waktu yang kita jadwalkan yaitu hari jumat sore selepas pulang ngantor kita belanja ke pasar Baru. Ofcourse.. juru masaknya The Aah, saya hanya menjadi pembantu beliau, haha.. Malemnya sengaja saya menginap dirumahnya dengan tujuan meracik bahan dan bumbu yang akan dimasak keesokan harinya.



Bagi-bagi makan by neng Bety


2.       Sampai hari H paginya kita masak berdua sampai sore dan itupun masih mepet waktunya. Bahkan belum nyewa angkot sehingga saya meninggalkan pekerjaan menata makanan ke kardus untuk pergi ke terminal. Gimanapun ini seru. Sampai satu jam sebelum berbuka puasa bisa sampailah kita kesana dan para anak yatim pengurus dan sebagian nenek dan ibunya hadir. Seperti yang kami minta cukup 20 orang saja anaknya. Meski demikian masakan tetep kita lebihin dan sisa banyak. Mungkin itu sisanya buat sahur kali ya? Hehe
3.       Jadi masuklah kita ke acara inti, seperti apa susunannya? Begini yang udah saya bikin dan terapkan. This is it!


a.       Salam oleh MC
b.      Sambutan ketua panitia yaitu saya, hehe
c.       Sambutan ketua panti (entah lupa siapa nama bapaknya)
Pak ustadznya yang pake blankon sunda ya.. yang tua. sebelahnya bapak panti, yang muda A Sopyan

d.      Tilawah Quran oleh anak panti kebetulan juga namanya Hafidz (Duh, namanya) ya kan istilah penghafal Quran, hehe




e.      Ceramah ustadz (ustadznya sendiri ini adalah bapaknya teh Aah)
f.        Azan berkumandang sambil makan takjil
g.       Solat Magrib berjamaah (dibagi dua kloter laki-laki sendiri, perempuan sendiri karena tempatnya cukup sempit)
h.      Makan utama, Makan nasi kotak yang udah dari pagi kita masak
i.         Ngobrol santai. Ini kita Cuma berbagi cerita.
j.        Bagi angpao atau amplop yang sudah ada duitnya tadi sambil mengelus kepala anak-anaknya. Untuk anak yang namanya Hafidz tadi dikasih lebihan 150% walau tadi bacaan Qurannya ga kedengeran karena noise dari kemacetan jalan. Panti asuhan ini kebetulan dipinggir jalan.
k.       Terakhir adalah foto bersama dan pamitan. Walaupun saat berfoto dalam keadaan gelap karena sudah mau jelang isya dan berburu solat tarawih.


Oke.. itu sekilas pengalaman di Kuningan, mungkin bukan teh Aah saja yang merindukan saya, karena banyak kenangan yang saya tinggalkan disana. Tapi itulah seninya hidup kalau tidak membuat kenangan berharga rasanya seperti sia-sia. Hal yang sangat saya sadari saya tidak ingin terlalu lama di Sunda hanya ingin kembali ke Jawa. Itu sebabnya saya hanya ingin meninggalkan kenangan yang indah untuk orang-orang disana. Meski sekarang masih terhitung sebagai pegawai BNN Kuningan, saya hanya berharap kelak bisa kembali disini. Jogja? Bisa jadi. Atau Semarang kota kelahiran, atau Solo. I just feel I belong  to be here. I just wanna come back as I promised to my mom when she was still alive.


2 komentar: