My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Rabu, 22 Oktober 2014

Pengalaman Bareng Mahasiswa STIKes Bercengkrama Dengan Eks-Pecandu

Selama ini tulisan saya lebih produktif untuk menjadi humas dikantor saya bekerja daripada menjadi penulis atas nama pribadi seperti sebelum-sebelumnya. Tidak jarang beberapa release untuk kantor saya publish juga dalam blog, namun kebanyakan release tersebut biarlah menjadi konsumsi publik bagi masyarakat melalu media konvensional seperti koran dan tabloid. Walaupun sedikit diantaranya seperti tulisan kali ini tentunya juga merupakan release yang sudah jadi bahan berita dikoran. Disisi lain  saya ingin sharing kepada netizen yang kebetulan membaca blog saya. Let’s see..  


Sering kali terbersit dalam pikiran mahasiswa  bahwasannya apakah semua yang dikatakan oleh para penyuluh BNN itu benar adanya ketika menyambangi kampus mereka memaparkan tentang penderitaan pecandu narkoba? Hal ini wajar dibenak mahasiswa sebagai wujud pola pikir kritisnya sehingga tidak mudah percaya terhadap semua persoalan kecuali sudah dikajinya secara matang. Nah, dengan bertemu langsung dengan para mantan pecandu yang saat ini sedang menjalani masa pasca rehabilitasi di Rumah Dampingan BNN Palutungan Kuningan, rasa penasaran mahasiswa terobati ketika bisa langsung berdiskusi dengan para mantan pecandu narkoba ini.

Senin kemarin 20 Oktober 2014, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan yang terdiri 69 mahasiswa hadir mengikuti kuliah terbuka mata kuliah Napza dengan pengajar Agus Mulya S.Pd, M.Si yang sekaligus juga menjabat sebagai Kasi Pencegahan di BNN Kabupaten Kuningan. Semua mahasiswa tampak antusias ketika pihak rumah dampingan yang diketuai oleh Juju Junaedi menghadirkan 20 residen atau mantan pecandu yang sedang direhabilitasi. Hal ini terbukti dari banyaknya penanya yang ingin menggali informasi langsung dari para residen. Antusiasme yang sama juga ditampakkan oleh para residen dengan berusaha menjawab sedetail mungkin dari setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa.
Foto Bersama Antara Saya, Mahasiswa,Eks-Pecandu, dan Tim BNNK Kuningan yang lain



Para residen yang ada dirumah dampingan BNN Palutungan saat ini merupakan para mantan pecandu yang dikirim dari balai besar rehabilitasi di Lido Bogor. Disana mereka telah menerima rehabilitasi secara fisik  melalui detoksifikasi (pembersihan racun) narkoba dan menjalankan pola hidup sehat selama 6 bulan lamanya. Sedangkan nanti selama 50 hari berada dalam rumah dampingan ini mereka menjalani rehabilitasi sosial seperti pembekalan keterampilan yang kelak setelah selesai menjalani rehab dapat hidup normal dan bekerja serta jauh dari lembah hitam narkoba.



Meski perawatan rehabilitasi yang para mantan pecandu terima sangat intensif, tidak ada jaminan pasti apakah mereka akan kembali atau taubat dari masa lalunya yang kelam. Karena tidak sedikit dari mereka yang sudah lebih dari sekali masuk kedalam balai rehabilitasi karena relapse (kambuh). Para mantan pecandu sendiripun mengakui bahwa untuk bisa lepas dari narkoba adalah perjuangan seumur hidup. Merekapun berpesan yang diwakili oleh Darwin residen dari Medan ‘Sekali-kali jangan pernah mau mencoba narkoba walaupun hanya mencoba sedikit. Karena menurut mereka sedikit atau banyak kadarnya sama saja”. Bahkan mereka lebih baik dikatai banci daripada menyesalnya seumur hidup hanya karena ingin pujian dari teman pergaulan yang salah.Malah, orang pakai narkoba adalah banci karena tidak mampu menghadapi kenyataan dengan penuh kesadaran diri.




Perlu diketahui bersama bahwa jumlah seluruh pecandu narkoba di Indonesia kini mencapai sekitar 4 juta orang lebih. Sebagian besar dari mereka adalah orang yang  berada dalam usia yang produktif yaitu usia 15 sampai 64 tahun. Tidak semua pecandu narkoba dapat menerima rehabilitasi, kenyataannya dari jumlah ini  hanya 18 ribu yang  bisa mengikuti rehabilitasi. Namun BNN memiliki target kedepannya dapat merehabilitasi sampai  100 ribu orang pertahun. Sehingga dengan jumlah residen sebanyak itu diperlukan pula tambahan tenaga medis yang ahli dibidangnya. Oleh sebab itu setiap tahun BNN membuka lowongan mencapai 300 orang lebih yang akan ditempatkan diseluruh Indonesia. Penambahan pegawai ini sebagai wujud  keseriusan pemerintah menekan laju angka pecandu dalam rangka mewujudkan negara Indonesia yang bebas dari Narkoba.(NK)

Nah, begitulah keceriaan teman-teman saya yang saya rasa juga para mahasiswa ini akan menjadikan pengalaman ini salah satu moment  tak terlupakan bagi mereka seumur hidup.



2 komentar: