My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Rabu, 11 Februari 2015

Karakter dalam Mahabharata (7)

Kurawa
Ya, biarpun serial tv nya sudah tamat, ga ada salahnya direview soalnya sudah sampai merasuki mimpi. Mungkin artinya  saya harus segera menuntaskannya, biarpun dah gak up to date. Terus terang tulisan ini saya himpun dari berbagai sumber terutama Wikipedia dan data pendukung lainnya.
Dan menurut hemat saya biarpun mereka berjumlah seratus tapi kekuatannya hanya terbatas 2 orang saja yaitu Duryudhana dan Dursasana. Sisanya hanya seperti kroco yang tidak punya karakter karena hanya ikut-ikutan kedua kakak tertua mereka.  Dengan kata lain yang menurut kita tidak seimbang Pandhawa dan Kurawa yaitu 5 versus 100, secara tidak kasatmata sebenarnya 5 versus 2. 5 untuk Pandawa, dan 2 untuk Kurawa.


Istilah Korawa yang digunakan dalam Mahabharata memiliki dua pengertian:
  • Arti luas: Korawa merujuk kepada seluruh keturunan Kuru. Kuru adalah nama seorang maharaja yang merupakan keturunan Bharata, dan menurunkan tokoh-tokoh besar dalam wiracarita Mahabharata. Dalam pengertian ini, Pandawa juga termasuk Korawa, dan kadangkala disebut demikian dalam Mahabharata, khususnya pada beberapa bagian awal.
  • Arti sempit: Korawa merujuk kepada garis keturunan Kuru yang lebih tua. Istilah ini hanya terbatas untuk anak-anak Dretarastra, sebab Dretarastra merupakan putra sulung Wicitrawirya (keturunan Raja Kuru), yang berhak menjadi raja menurut urutan kelahiran namun digantikan oleh adiknya, Pandu, karena Dretarastra buta. Istilah ini tidak mencakup anak-anak Pandu, yang mendirikan garis keturunan baru, yaitu para Pandawa.
Riwayat singkat
Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Gandari, istri Dretarastra, menginginkan putra. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang pertapa sakti, dan beliau mengabulkannya. Gandari menjadi hamil, namun setelah lama ia mengandung, putranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu kepada Kunti yang sudah memberikan Pandu tiga orang putera. Gandari menjadi frustasi kemudian memukul-mukul kandungannya. Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah Duryodana, diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang lain.

Seluruh putra-putra Dretarastra tumbuh menjadi pria yang gagah-gagah. Mereka memiliki saudara bernama Pandawa, yaitu kelima putra Pandu, saudara tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara, Duryodana yang merupakan saudara tertua para Korawa, selalu merasa cemburu terhadap Pandawa, terutama Yudistira yang hendak dicalonkan menjadi raja di Hastinapura. Perselisihan pun timbul dan memuncak pada sebuah pertempuran akbar di Kurukshetra.

Setelah pertarungan sengit berlangsung selama delapan belas hari, seratus putera Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali Yuyutsu, putra Dretarastra yang lahir dari seorang dayang-dayang. Yang terakhir gugur dalam pertempuran tersebut adalah Duryodana, saudara tertua para Korawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama Dursasana yang gugur di tangan Bima. Yuyutsu adalah satu-satunya putra Dretarastra yang selamat dari pertarungan ganas di Kurukshetra karena memihak para Pandawa dan ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para leluhurnya.

Para Korawa
Berikut ini nama-nama seratus Korawa yang dibedakan menjadi dua versi, versi India dan versi Indonesia. Kedua Korawa utama yaitu Duryodana dan Dursasana disebut lebih dahulu, kemudian yang lain disebut menurut urutan abjad.


Ke-
Nama
1
Duryodana
2
Dursasana
3
Dursaha
4
Dursala
5
Jalaganda
6
Sama
7
Saha
8
Winda
9
Anuwinda
10
Durdarsa
11
Subahu
12
Duspradarsa
13
Durmarsana
14
Durmuka
15
Duskarna
16
Karna
17
Wikarna
18
Sala
19
Satwa
20
Sulocana
21
Citra
22
Upacitra
23
Citraksa
24
Carucitra
25
Sarasana
26
Durmada
27
Durwigaha
28
Wiwitsu
29
Wikatinanda
30
Urnanaba
31
Sunaba
32
Nanda
33
Upananda
34
Citrabana
35
Citrawarma
36
Suwarma
37
Durwimoca
38
Ayobahu
39
Mahabahu
40
Citrangga
41
Citrakundala
42
Bimawiga
43
Bimabela
44
Walaki
45
Belawardana
46
Ugrayuda
47
Susena
48
Kundadara
49
Mahodara
50
Citrayuda
51
Nisanggi
52
Pasa
53
Wrendaraka
54
Dredawarma
55
Dredaksatra
56
Somakirti
57
Antudara
58
Dredasanda
59
Jarasanda
60
Satyasanda
61
Sadasuwaka
62
Ugrasrawa
63
Ugrasena
64
Senani
65
Dusparaja
66
Aparajita
67
Kundase
68
Wisalaksa
69
Duradara
70
Dredahasta
71
Suhasta
72
Watawiga
73
Suwarca
74
Adityaketu
75
Bahwasa
76
Nagadata
77
Ugrasai
78
Kawaci
79
Kradana
80
Kundi
81
Bimawikra
82
Danurdara
83
Wirabahu
84
Alolupa
85
Abaya
86
Dredakarma
87
Dredaratasraya
88
Anadrusya
89
Kundabedi
90
Wirawi
91
Citrakundala
92
Pramada
93
Amapramadi
94
Dirgaroma
95
Suwirya
96
Dirgabahu
97
Sujata
98
Kencanadwaja
99
Kundasi
100
Wirajasa
101
102



Kurawa lainnya
Para Korawa (putra Dretarastra) yang utama berjumlah seratus, namun mereka masih mempunyai saudara dan saudari pula. Yaitu Yuyutsu, anak Dretarastra tetapi lain ibu, ibunya seorang wanita waisya. Kemudian dari Dewi Gandari, lahir seorang putri bernama Dursala.

Meskipun mereka diperankan sebagai tokoh antagonis, tapi tidak bisa juga mereka serta merta disalahkan atas terjadinya perang Bharatayudha. Mengapa? Selain karena jasa Sengkuni yang membuat mereka demikian jahat dan angkara murka, pandhawa pun sebenarnya turut andil dalam kejahatan mereka. Mengapa? Alasannya adalah “Pembiaran”. Kesabaran yang dimiliki Pandhawa terlalu dipaksakan dan membiarkan kejahatan Kurawa menjadi-jadi. Sebenarnya bila Pandhawa mau sedikit menunjukkan keadilan dalam bentuk ketidakterimaan atas beberapa kezaliman kecil dari Kurawa, maka bencana yang sangat besar tidak akan pernah terjadi. Pembiaran terhadap Sengkuni untuk membimbing para Kurawa juga merupakan dosa para tetua-tetua baik orang tuanya destrarastra dan Gandhari , kakeknya Bhisma, dan nenek buyutnya Satyawati. Tapi emang sudah takdir, apa lagi yang bisa dikata..

Itu sebabnya dalam islam dijelaskan ketika kita meilhat kezaliman, maka tegurlah ia dengan perbuatan. Jika merasa tidak mampu tegurlah dengan perkataan, dan jika masih tidak mampu juga, cukup dalam hati dengan meminta melalui doa, namun itu selelmah-lemahnya iman seseorang.  

Karakter Sebelumnya :



4 komentar:

  1. wahh banyak juga ya putranya destrarasta, gimana ngurusnya tuh,,heheh

    BalasHapus
  2. tetapi, kan tetap saja ada 100 lawan 5 ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. secara kuantitas memang demikian benar adanya. namun seperti yg kita ketahui bahwa yg plg menonjol diantara kurawa hanya duryudhana dan dursasana, sdgkan yg lain tdk tll berperan penting. artinya secara kualitas jumlah yg banyak itu bernilai nol.

      Hapus