My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Sabtu, 07 Februari 2015

Mencerdaskan Otak Kanan


Selama dibangku sekolah sampai kuliah kita melulu diajari cara mencerdaskan otak kiri. Biarpun tidak semua orang berbakat memiliki kecerdasan otak kiri, jadi tidak semua orang bisa berprestasi. Kenyataanya dengan terlalu mendewakan otak kiri, orang-orang ini jadi terlalu saklek dengan aturan-aturan yang bersifat formal termasuk dalam memandang kehidupan. Nah, saatnya melakukan revolusi otak! Bagaimana cara mencerdaskan otak kanan? Saya sudah mempraktekkannya selama ini, walaupun secara tidak sadar bahwa kegiatan yang saya lakukan dan sukai adalah pemberdayaan otak kanan. Beberapa yang kenal saya mungkin berpikir saya aneh agak nyeleneh. Tapi ternyata orang-orang hebat berawal dari orang aneh yang tidak selalu berpatokan pada otak kiri atau mainstream masyarakat.  




Berikut ini cara-caranya dipaparkan oleh seorang pengusaha sukses Purdi E. Candra pendiri Primagama yang sudah mendirikan 500an outlet bimbingan belajar diseluruh Indonesia tanpa gelar sarjananya. 

  • ·         Pertama,
Kita harus lebih banyak menyukai kegiatan atau hobi dialam terbuka, misalnya bersepeda, bertamasya, berkemah, berenang, memancing, hiking, dsb. Kegiatan ini dapat mencerdaskan otak kanan, lho..
 Ayo, mulai atur jadwal kapan mau jalan-jalan?
·     
  •  Kedua,

Melatih diri untuk berpikir divergen atau menyebar, loncat-loncat bukan linier, berpikir yang aneh-aneh, dan suka humor. Sehingga kita akan lebih mudah menemukan ide-ide kreatif.
Contohnya saya aja deh, hehe. Sampai sekarang saya masih menyukai film kartun yang katanya sudah bukan zaman bagi orang seumuran saya. Tapi dari sinilah saya belajar tetap menjadi anak kecil walau dalam tubuh orang dewasa. Karena dalam diri anak kecil ada nilai kebijaksanaan yang terlupa saat orang-orang beranjak dewasa, yaitu rasa ingin tahu yang tinggi, kegembiraan bermain, dan positive thinking.
·       

  •   Ketiga,
Mengaktifkan kemampuan bawah sadar kita. Latihan sederhana misalnya bisa kita lakukan yaitu disaat menerima informasi dalam keadaan terpejam, mendengarkan radio sambil memejamkan mata tapi tidak tidur. 

Kalo yang ini saya akui agak sulit, karena kalo coba saya praktekkan endingnya bakal ketiduran. hehe Tapi layak dicoba lho.. Kalau cara mengaktifkan alam bawah sadar saya yaitu dengan mengandalkan intuisi seperti berlatih memahami karakter orang dari cara bicara, mimic wajah, atau meramal situasi tertentu. Beberapa teman saya saat sekolah dan kuliah suka mengatai cenayang karena suka menebak-nebak masa depan termasuk menebak pemenang pertandingan bola waktu jaman SMP, hehe. Dah tobat tapi sekarang, biarpun masih suka keceplosan, hadeuh..
·    
  •      Keempat,
Bisa lewat pendidikan religius, misalnya pak Purdi suka melakukan zikir dalam hati dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Zikir itu membuat sesuatu terjadi. Sementara, intuisi yang tajam akan menunjukkan sesuatu itun terjadi. Cara lain dengan melakukan solat malam atau tahajud dan solat istikharoh. Puasa juga dapat mencerdaskan otak kanan.



Saya praktekkan juga ketiganya.., bagi saya zikir tidak selalu menyebut kalimat-kalimat Allah tapi juga berupa memikirkan ciptaan-Nya. Sedangkan solat malam atau tahajud Alhamdulillah masih istiqomah dari jaman sekolah sampa sekarang walau Cuma 2 rakaat tapi kalo tiap malam lumayan, kan?! Puasa apa lagi. Dengan puasa saya merasa lebih terkendali, mengingat menyadari sifat dasar yang agresif, ambisius, bersemangat, membara, dan berani (baik berani mati atau berani nangis, hehe).

Dari keempat hal ini setidaknya membentuk karakter kita untuk menjadi pribadi yang kreatif tanpa menabrak aturan baku. Bahkan dengan otak kanan yang bagus otak kiripun akan mengikuti. Contohnya saya lagi, hehe.  Biarpun waktu kuliah saya tidak terlalu dekat dengan para dosen saya masih bisa mendapat nilai Cumlaude (apa lagi kalo deket ya? IPK 4 kali? Hahaha, just for laugh). Tapi seperti pengalaman pak Purdi dan orang sukses lainnya akademis bukan garansi. Walaupun kita tidak boleh menyepelekannya.. Sukses seseorang tidak cukup dilihat dari gelarnya namun lebih dari itu kemauannya untuk menyukseskan diri sendiri dan orang lain. 

Hal yang membuat saya takjub dari beliau adalah ketika mendirikan Entrepreneur University, walau telah ditegur oleh DIKTI dengan alasan nama university memiliki prsedur yang panjang, dia tetap move up. Dengan membalas surat teguran itu bahwa apalah artinya nama, Cristine Hakim bukan seorang Hakim pengadilan, dan Laksamana Sukardi juga bukan seorang Laksamana angkatan bersenjata. Alhamdulillah, tidak ada masalah lagi setelah itu. Dan hebatnya adalah lulusan sekolahnya tersebut lebih bermanfaat daripada universitas-universitas secara formal, karena menciptakan lapangan pekerjaan bagi lulusan-lulusan universitas-universitas formal. Inilah kehebatan dengan memberdayakan kekuatan otak kanan. Anda mau mencobanya?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar