My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Senin, 29 September 2025

Universe, Multiverse, dan Pilihan Kita: Bagaimana Mengubah Masa Depan

         Di era modern ini, kecemasan tentang masa depan semakin nyata. Banyak orang menaruh perhatian pada elite global yang memainkan strategi geopolitik dan ekonomi, seolah rakyat kecil hanyalah pion dalam permainan mereka (Snyder, 2019). Di sisi lain, ancaman bencana alam—gempa bumi, tsunami, perubahan iklim, hingga krisis ekologis—seolah datang lebih sering dan lebih intens (Wisner, Gaillard, & Kelman, 2012). Tidak sedikit pula influencer spiritual atau paranormal yang dengan dramatis memperingatkan nasib dunia, bahkan menangis saat menceritakan detail korban bencana atau potensi invasi suatu negara.


Ilustrasi percabangan masa depan


Namun, saya pribadi memandang prediksi buruk bukanlah vonis mutlak. Dunia memang penuh ketidakpastian, tetapi selalu ada ruang refleksi, pilihan, dan hikmah yang bisa kita ambil (Beck, 1992). Salah satu cara memahami hal ini adalah dengan menengok konsep multiverse, yang diperkenalkan dalam fisika teoretis dan populer melalui film-film fiksi seperti Marvel. Konsep ini menegaskan bahwa universe tempat kita hidup saat ini hanyalah satu jalur dari sekian banyak kemungkinan realitas. Setiap keputusan yang kita buat membuka potensi universe alternatif—jalur yang mungkin sedikit atau sangat berbeda dari realitas yang kita alami (Marvel Studios, 2021).


Dalam pandangan ini, universe adalah semesta tunggal yang kita tempati, di mana semua pengalaman, keputusan, dan konsekuensi bersifat konkret dan konsisten. Setiap tindakan yang kita ambil mengerucutkan jalur realitas yang akan kita lalui. Sedangkan multiverse adalah cabang-cabang kemungkinan dari universe utama; setiap universe alternatif mencerminkan keputusan atau kondisi yang berbeda. Misalnya, jika seseorang memilih A, universe lain mungkin muncul di mana dia memilih B, sehingga dua realitas berbeda berjalan paralel (Baudrillard, 1994).


Pemahaman ini memiliki relevansi praktis terhadap bagaimana kita menghadapi prediksi buruk atau bencana. Banyak orang gagal atau menyesali masa lalu karena mereka membayangkan universe alternatif yang lahir dari keputusan berbeda. Namun, kita tidak bisa mengubah masa lalu; yang bisa kita lakukan adalah membentuk masa depan melalui keputusan hari ini. Dengan kata lain, jika kita ingin menjalani masa depan yang lebih baik dan tidak jatuh ke dalam prediksi buruk, langkahnya sederhana: ambil keputusan yang bijak saat ini. Masa depan adalah rantai keputusan kecil yang terus mengerucut membentuk realitas.


Bahkan, dalam banyak kasus, ada hal-hal yang memang harus terjadi, termasuk bencana. Dalam perspektif spiritual maupun sosial, bencana bukan semata hukuman, tetapi hikmah yang ingin diajarkan kepada manusia (Wisner et al., 2012). Hikmah ini bisa berupa pembelajaran tentang pentingnya kesiapsiagaan, solidaritas, kesadaran ekologis, atau introspeksi diri. Pertanyaannya adalah, apakah hikmah ini hanya bisa dipahami setelah bencana terjadi? Saya percaya tidak. Jika manusia mampu mengambil hikmah lebih dini—melalui kesadaran, edukasi, dan tindakan preventif—maka sekalipun bencana tidak bisa sepenuhnya dicegah, dampaknya dapat diminimalkan. Dengan kata lain, universe yang kita tempati dapat diarahkan ke jalur yang lebih ringan melalui tindakan dan keputusan bijak.



Pemahaman Universe VS Multiverse dalam Menciptakan Realitas Lebih Baik


Konsep multiverse juga mengajarkan kita tentang tanggung jawab pribadi. Setiap pilihan yang diambil, sekecil apa pun, memiliki konsekuensi yang membentuk jalur masa depan. Tidak perlu menunggu peristiwa besar atau prediksi mengerikan untuk bertindak. Misalnya, tindakan sederhana seperti menjaga lingkungan, memperkuat literasi kebencanaan, atau mengedukasi diri dan masyarakat, dapat membentuk “universe alternatif” di mana dampak bencana lebih ringan dan lebih manusiawi. Kesadaran ini memberi kita kuasa, sekalipun terbatas, atas jalannya sejarah dalam universe yang kita tempati.


Selain itu, memahami universe dan multiverse memberi kita perspektif yang lebih sehat terhadap ketidakpastian. Dunia penuh ketidakpastian dan prediksi buruk bukan untuk ditakuti, tetapi untuk direspons dengan bijak. Elite global atau kemungkinan krisis memang ada, namun kita tidak hidup untuk sekadar menjadi korban takdir. Kita bisa menjadi aktor yang sadar, yang memilih dengan bijak, dan yang mampu membaca hikmah bahkan sebelum badai datang (Beck, 1992; Marvel Studios, 2021).


Akhirnya, konsep universe dan multiverse mengajarkan kita bahwa masa depan bukanlah takdir mutlak, melainkan hasil kumulatif dari pilihan sadar kita. Kita mungkin tidak bisa mengontrol semua hal, tetapi kita bisa memengaruhi jalur yang kita lalui. Prediksi buruk atau ancaman global bukan untuk membuat kita takut, tetapi untuk mendorong kita mengambil keputusan bijak hari ini, sehingga realitas yang kita alami dapat bergerak ke arah yang lebih positif.


Dengan pemahaman ini, kita tidak hanya menyelamatkan diri secara individu, tetapi juga memberi kontribusi terhadap “universe” yang lebih baik bagi masyarakat di sekitar kita. Kesadaran ini menyadarkan bahwa setiap tindakan memiliki arti, dan setiap pilihan membawa kita pada jalur realitas yang kita inginkan—atau setidaknya, jalur yang lebih ringan, lebih bijak, dan lebih penuh hikmah.


 


Daftar Pustaka

Baudrillard, J. (1994). Simulacra and simulation. University of Michigan Press.

Beck, U. (1992). Risk society: Towards a new modernity. Sage Publications.

Marvel Studios. (2021). Doctor Strange in the Multiverse of Madness [Film]. Walt Disney Studios Motion Pictures.

Snyder, G. H. (2019). Crisis decision-making and international relations. Journal of Strategic Studies, 42(1), 23–40. https://doi.org/10.1080/01402390.2019.1557020

Wisner, B., Gaillard, J. C., & Kelman, I. (Eds.). (2012). Handbook of hazards and disaster risk reduction and management. Routledge.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar