My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Minggu, 25 Agustus 2013

Kinahrejo, Surga Tersembunyi di Bawah Lereng Merapi

Pada satu dekade yang lalu, mungkin  Kinahrejo belum begitu akrab ditelinga masyarakat seperti sekarang. Namun, setelah peristiwa meletusnya gunung Merapi tahun 2010, semakin mencuatkan pemberitaan desa Kinahrejo dimedia massa. Dan tidak sekadar terkenal karena letusan Merapi, desa ini ternyata memiliki ciri khas tersendiri dan patut dikategorikan sebagai surga yang tersembunyi. Seperti apakah ciri khas dan keajaiban alam dibalik desa Kinahrejo ini?


Desa Kinahrejo (Sumber:yogyakarta.panduanwisata.com)



 Erupsi Gunung Merapi 2010

Peristiwa erupsi Merapi tidak lepas dari istilah “Wedhus Gembel”, julukan untuk awan piroklastik atau awan panas yang bersuhu mencapai 1000 derajat Celsius hampir memiliki kecepatan 700 km/jam. Dengan kata lain mustahil ada manusia yang mampu menghindar seketika dari kejaran awan panas ini. Berasal dari bahasa jawa “Wedhus” yang berarti kambing, dan “Gembel” adalah nama jenis kambing yang berbulu putih tebal atau sejenis domba. Masyarakat awam Jawa wilayah Yogyakarta dan sekitarnya memberi istilah “Wedhus Gembel” untuk awan piroklastik yang keluar dari Gunung Merapi, disebabkan wujudnya yang menyerupai wedhus gembel atau kambing domba. Wedhus gembel inilah pertanda penting bahwa Gunung Api akan meletus sehingga menyebabkan ribuan orang harus mengungsi, terancam kehilangan mata pencaharian, menderita gangguan kesehatan, bahkan beberapa terpaksa meregang nyawa karena terpapar langsung oleh “Wedhus Gembel”.

Dijuluki "Wedhus Gembel" karena wujud kemiripannya seperti kambing Domba



Dari desa Kinahrejo ini muncullah seorang tokoh fenomenal yaitu Mbah Maridjan Sang Juru Kunci Merapi. Juru kunci disini berarti penjaga dan yang paling mengerti seluk beluk dari tempat yang dijaganya yaitu Gunung Merapi. Mbah Maridjan sendiri menjadi juru kunci adalah tugas yang diembannya dari kesultanan Yogyakarta. Seperti halnya abdi dalem yang mendedikasikan seumur hidup melayani keluarga keraton, begitu pula dedikasi Mbah Maridjan mengabdikan diri seumur hidup menjadi juru kunci Merapi.  Walaupun sebelumnya sempat selamat dari lelehan lahar dingin Merapi pada tahun 2006 yang membuatnya terkenal se-Indonesia. Akan tetapi, saat puncak erupsi yang terjadi yaitu pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu Mbah Maridjan turut meninggal akibat awan panas bersama korban-korban lain yang kebanyakan merupakan pengikut setianya.


Mbah Maridjan Sang Juru Kunci Merapi (Sumber: nasional.inilah.com)
Daya Tarik Wisata Alam dan Budaya Ciri Khas Kinahrejo

Seperti surga tersembunyi, sebelum terjadi letusan Gunung Merapi disertai awan panas tahun 2010 silam, Desa Kinahrejo hanya diketahui segelintir wisatawan lokal maupun mancanegara yang hobi hiking. Hal ini Karena Kinahrejo adalah yang terdekat sekaligus menjadi pintu masuk menuju pendakian gunung merapi. Selain panoramanya yang sangat menawan, Kinahrejo juga memiliki tujuh mata air dan  tersedia banyak fasilitas seperti treeking, camping ground, outbond area, kali kuning, dan kali adem. Semua hal tersebut merupakan surga bagi siapa saja yang ingin melepaskan diri dari kepenatan hiruk-pikuk kota untuk sejenak  menikmati suasana yang indah, nyaman dan segar daerah Lereng Merapi. 

Walau bisa dikatakan keindahan-keindahan itu telah terkubur bersama Erupsi Merapi 2010, namun Kinahrejo tetap tidak kehilangan pesonanya malah semakin populer saja. Kinahrejo kini menyajikan suguhan wisata lain dari pada yang lainnya. Betapa tidak? Bila sebelumnya Kinahrejo merupakan lukisan alam atas anugrah kebaikan Tuhan kepada manusia. Kinahrejo kini seperti menjelmakan diri sebagai lukisan atas kemarahan Tuhan kepada manusia melalui amukan lahar dingin gunung Merapi. Tidak hanya berawang-awang saja mengenai bagaimana ganasnya wedhus gembel dan lahar dingin, wisatawan yang datang mengunjungi desa Kinahrejo disuguhi bagaimana akibat-akibat langsung dari lelehan lava Gunung merapi. Mulai dari rumah-rumah yang ambruk, pohon-pohon subur yang seketika gersang,  abu-abu vulanik dimana-mana, lahar dingin yang berupa pasir setebal satu meter atau lebih, jatuhnya bebatuan  gunung yang besarnya seukuran becak atau bajai, dan masih banyak lagi. Hal inilah yang menarik wisatawan untuk menjadikan desa Kinahrejo sebagai daerah wisata Lava Tour.

 
Keadaan Kinahrejo pasca erupsi Merapi untuk Lava Tour (Sumber: yogyatrip.com)
Apakah sampai disitu saja daya tarik  Kinahrejo? Ternyata tidak. Selain wisata alam yang mengagumkan, Kinahrejo menyimpan daya tarik budaya yang usianya sudah lebih dari 700 tahun terjaga hingga kini yaitu upacara adat Labuhan Gunung Merapi.  Upacara labuhan merupakan salah satu upacara adat warisan zaman kerajaan Mataram Islam pada abad ke-13, hingga sekarang masih diselenggarakan secara teratur dan masih berpengaruh dalam kehidupan sosial penduduk di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat meyakini bahwa dengan upacara labuhan secara tradisional akan terbina keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat dan negara. Upacara labuhan diselemggarakan oleh pihak keraton, namun dalam pelaksanaannya di lapangan, rakyat juga turut serta atas dasar perasaan ikut memiliki upacara adat itu dan menganggap upacara labuhan adalah suatu kebutuhan tradisional yang perlu dilestarikan. 
Awalnya Labuhan dikaitkan dengan para leluhur dan makhluk-makhluk halus tersebut jelas merupakan kultus leluhur, animisme dan dinamisme. Pada perkembangannya upacara itu dipadukan dengan unsur-unsur agama Islam yang dengan diiringi doa dan solawat. Ada mantera-mantera yang diucapkan dalam bahasa Arab dan menurut kaidah-kaidah yang berlaku. Ada pula yang dibacakan dengan ucapan yang bercampur baur antara bahasa Jawa dan Arab. Upacara labuhan dilakukan secara resmi dalam rangka peristiwa-peristiwa penting seperti Penobatan Sultan, Peringatan hari Ulang Tahun Penobatan Sultan yang disebut "Tingalan Panjenengan" atau "Tingalan Dalem Panjenengan" atau "Tingalan Jumenengan",Peringatan hari "windo" hari ulang tahun penobatan Sultan. "Windon" berarti setiap delapan tahun. Selain itu, upacara labuhan dapat juga diselenggarakan untuk memenuhi hajat tertentu dari Sri Sultan, misalnya apabila Sri Sultan menikahkan putera-puterinya.

Upacara Labuhan Merapi tempo dulu (oldlook.indonesia.travel)
Labuhan yang yang biasanya diselenggarakan setiap Bulan Rajab dalam penanggalan jawa / Islam bersifat religius. Hanya boleh dilakukan atas titah serta atas nama raja sebagai kepala kerajaan, kepala pemerintahan dan pemangku adat keraton. Pada pelaksanaan di luar keraton sampai ditempat upacara labuhan, harus dengan tata cara protokoler yang ketat yang dipimpin oleh juru kunci Merapi. Juru kunci adalah pelaksana yang bertindak atas nama raja. Ia juga adalah punggawa kraton yang diangkat dari kalangan rakyat setempat. Juru kunci diberi hak untuk memiliki benda-benda yang telah selesai dilabuh, tatapi seringkah juga benda-benda tersebut diperebutkan oleh para pembantu juru kunci tersebut. upacara tradisional yang langka ini banyak menarik minat wisatawan untuk menyaksikannya. Karena upacara Labuhan ini tidak saja telah memenuhi ketentuan tradisi yang dijunjung tinggi, tetapi sekaligus juga merupakan obyek wisata yang sangat dikagumi oleh para wisatawan.



Lokasi, Peta, Jalur Perjalanan
 

Desa Kinahrejo terletak di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta. Untuk mencapai Kinahrejo bisa menempuh 2 jalur utara dan jalur selatan. Kalau melalui jalur utara ke selatan dari kota Semarang yaitu dapat melalui kota Magelang dan Muntilan dengan menggunakan bus pariwisata maupun kendaraan pribadi baik roda dua ataupun roda empat. Sedangkan melalui jalur selatan dari arah kota Yogya ke Gunung Merapi, dapat melewati Jalan Kaliurang dengan menggunakan kendaraan sejenis.



Lihat Desa Kinahrejo di peta yang lebih besar



Cindera Mata Khas Kinahrejo, Sleman, dan Sekitarnya

Berkunjung kedaerah wisata hambar rasanya bila tanpa membawakan cindera mata bagi orang-orang tercinta dirumah. Tidak terlalu jauh dari Kinahrejo, di pinggir-pinggir jalan utama daerah Sleman dan sekitarnya tidak jarang terlihat kios-kios yang menjajakkan barang kesenian yang berasal dari batuan. Sebut saja patung mulai dari ukuran kecil sampai besar, pot tanaman, cobek, batuan ukir untuk hiasan taman, dan sebagainya. Tentunya dengan harga yang sangat terjangkau bahkan bila kita pandai menawar bisa mendapatkan dengan harga yang murah dan kualitas bagus. Uniknya, bukan hanya karena produk-produk itu hasil hand-made atau kerajinan tangan penduduk setempat. Melainkan juga bahan materialnya sendiri berupa batuan hitam yang diambil melimpah dari alam yaitu  muntahan lahar dingin yang keluar dari Gunung Merapi yang biasanya mengalir kesungai-sungai dibawahnya.

Kerajinan dari batu didaerah lereng Merapi (Sumber:information.wisno.co.id)


Tidak sedikit kerajinan-kerajinan yang dihasilkan oleh penduduk-penduduk lereng Merapi  diekspor hingga keluar negeri. Hal tersebut berkat keunikan dan keawetannya yang terbuat dari material muntahan lava Gunung Merapi.  Kerajinan tersebut pastinya menjadi produk unggulan kelas dunia mengingat Merapi adalah Gunung Berapi yang paling aktif didunia. Dimana secara periodik menyemburkan lahar dingin baik dalam intensitas tinggi seperti bencana erupsi maupun intensitas rendah berupa hujan gunung yang tidak begitu kentara. 

Bagaimana menurutmu? Kinahrejo Suatu destinasi wisata yang menarik bukan? Selain menyuguhkan wisata Lava, ternyata ada nilai budaya, sejarah, mistis, religi, dan belanja yang bisa dinikmati disana. Jadi mari nikmati wisata di surga tersembunyi desa Kinahrejo sambil naik Daihatsu Teriosnya ya.. hehe 

Courtesy:
Berbagai sumber 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar