Kasus penipuan daring oleh "Sister Hong", seorang laki-laki yang menyamar sebagai perempuan dan berhasil menipu lebih dari 1600 pria, bukan hanya membuka mata kita terhadap kerentanan digital, tetapi juga membuka ruang refleksi mendalam tentang sisi psikologis laki-laki yang jarang dibahas: anima.
Dalam
psikoanalisis Carl Jung, anima adalah aspek feminin dalam jiwa
laki-laki. Ia bukan sekadar representasi perempuan dari luar, tetapi bagian
batin yang memuat emosi, kelembutan, kasih sayang, kerinduan akan kedekatan,
serta kebutuhan untuk merasa terhubung secara intim. Ketika anima tidak
dikenali dan tidak disadari secara sehat, ia menjadi medan yang rawan
dimanipulasi—seperti yang terjadi dalam kasus Sister Hong.
Kasus
“Sister Hong” dan ekspektasi anima memang memperlihatkan sebuah tabrakan antara
kerentanan digital dan lanskap psikologis pria modern, yang dalam psikoanalisis
Jungian jarang menjadi sorotan. Berikut pengembangan dan referensi relevan:
![]() |
Tahapan Anima menurut Carl Jung (generated by AI) |
Siapa Sister Hong?
Sister
Hong (红姐) adalah
identitas palsu yang digunakan oleh Jiao, seorang pria 38 tahun dari Nanjing, Tiongkok,
yang pada tahun 2025 menyamar sebagai wanita untuk bertemu ratusan hingga
kemungkinan ribuan pria lewat aplikasi kencan daring. Dalam modusnya, ia
menciptakan persona perempuan yang ramah, perhatian, spiritual, dan menawarkan
hubungan emosional, bahkan seks, dengan imbalan hadiah kecil seperti minyak
goreng, buah, atau susu. Banyak korban tidak tahu mereka ditipu, rekaman
hubungan mereka dengan pelaku didistribusikan tanpa sepengetahuan mereka,
menyebabkan trauma dan aib sosial. Meskipun rumor menyebutkan 1.600 korban,
otoritas menyatakan angka tersebut kemungkinan berlebihan, namun kasus ini
menghantam opini publik di Tiongkok dan menjadi viral di media sosial.
Kerentanan Psikologis:
Fenomena Anima menurut Jung
Anima
adalah arketipe feminin dalam jiwa laki-laki menurut Carl Jung. Ia memuat aspek
emosi, kedekatan, empati, dan kebutuhan mendalam akan kelembutan dan keintiman.
Jika anima tidak dikenali, maka ia cenderung diproyeksikan ke luar diri, ke
perempuan yang diidealkan atau figur perempuan maya—seperti Sister Hong—yang
merefleksikan bayangan anima itu sendiri.
Jung menulis:
“Encounter with the anima
is the ‘masterpiece’ in the individual’s development... When the anima is
strongly constellated, she softens the man’s character and makes him touchy,
irritable, moody, jealous, vain, and unadjusted.” (C.G. Jung – V9.1 – §144).
Karena
dalam budaya patriarki ekspresi emosional sering ditekan, pria membangun anima
melalui fantasi, imajinasi, serta proyeksi eksternal. Alih-alih
mengintegrasikan anima secara sadar, mereka mencari “penggenapan” dalam sosok
perempuan yang diidealkan—atau, dalam kasus patologis, dalam sosok digital yang
sengaja diciptakan untuk memenuhi kerinduan tersebut.
Mengapa Mereka Bisa
Terjebak?
Penipuan
Sister Hong efektif bukan karena kecanggihannya, tetapi karena banyak pria
mencari validasi emosional dan rasa dimengerti—yang secara arketipal adalah
kerja anima. Studi psikologi tentang penipuan daring menemukan bahwa korban
umumnya merasa kesepian, mencari koneksi emosional, dan cenderung
memromantisasi relasi maupun mengalami dorongan untuk menjadi “dimengerti”.
Dalam psikoanalisis Jungian, pria semacam ini rawan terjebak obsesi, ilusi
cinta, bahkan delusi romantis, karena tidak ada proses integrasi anima secara
sadar. Mereka jatuh cinta bukan pada Sister Hong, melainkan pada citra anima
dalam diri sendiri yang dipantulkan oleh persona digital si pelaku.
Anima: Disadari vs.
Menghantui
Jung
menegaskan bahwa anima yang terintegrasi dapat membuka kreativitas, empati,
bahkan kebijaksanaan dalam hidup laki-laki. Sebaliknya, anima yang tidak
disadari justru menjadi sumber kerapuhan, menciptakan obsesi atau ilusi relasi
yang hanya memperkuat keterasingan dan membuat pria rentan dimanipulasi oleh
citra eksternal.
Dampaknya
terbukti secara psikologis: korban penipuan daring mengalami kehilangan bukan
hanya finansial atau waktu, melainkan juga harga diri, rasa malu, bahkan trauma
akibat rasa “hancur” ekspektasi dan proyeksi diri sendiri.
🌀 Empat Tahapan Anima
Menurut Carl Jung
Carl Jung
menjelaskan bahwa anima berkembang dalam empat tahap atau tingkatan,
yang mencerminkan pendewasaan laki-laki dalam mengenali dan mengintegrasikan
sisi feminin dalam dirinya. Berikut ini tahapan-tahapannya:
1. Eve
(Hawa): Feminin sebagai Ibu dan Pemenuh Hasrat Dasar
- Karakteristik: Representasi
perempuan sebagai sosok pengasuh, ibu, atau pemenuh kebutuhan biologis dan
seksual.
- Contoh: Laki-laki yang
melihat perempuan hanya sebagai pelayan kebutuhan fisik atau kenyamanan
rumah tangga.
- Dalam kasus Sister Hong: Banyak
korban merasa "dimanja" secara emosional oleh persona Sister
Hong. Mereka seperti "diberi kehangatan ibu", padahal itu
manipulasi emosional untuk menciptakan keterikatan awal.
2. Helen:
Feminin sebagai Objek Cinta dan Daya Tarik Seksual
- Karakteristik: Perempuan dilihat
sebagai makhluk yang memesona, penuh daya tarik, menggoda, seperti Helen
of Troy.
- Ciri khas: Obsesi pada
kecantikan, fantasi erotis, dan daya pikat romantis.
- Dalam kasus Sister Hong:
Banyak pria tertipu oleh tampilan foto atau citra online yang cantik dan
menggoda. Mereka terpikat bukan oleh siapa Sister Hong sebenarnya, tapi
oleh fantasi akan cinta romantis.
3. Mary
(Maria): Feminin sebagai Sosok Spiritual dan Penuntun Jiwa
- Karakteristik: Di tahap ini,
laki-laki mulai memandang perempuan sebagai makhluk spiritual, murni, dan
pembawa kedamaian batin.
- Dampak: Hubungan mulai
dilandasi penghargaan dan ketertarikan pada kualitas spiritual dan
emosional.
- Dalam kasus Sister Hong:
Banyak korban merasa didengarkan, dimengerti, dan merasa
seperti "bertemu soulmate"—padahal semua itu adalah cermin dari
proyeksi anima spiritual mereka sendiri.
4. Sophia:
Feminin sebagai Kebijaksanaan dan Keseimbangan Batin
- Karakteristik: Ini adalah bentuk anima
yang sudah terintegrasi. Sophia mewakili kebijaksanaan, intuisi, dan
harmoni antara sisi maskulin dan feminin dalam diri laki-laki.
- Ciri utama: Laki-laki tidak lagi
mencari perempuan untuk mengisi kekosongan batin, tetapi mampu mengakses
sisi femininnya sendiri secara sadar.
- Dalam kasus Sister Hong:
Pria yang sudah mencapai tahap ini akan lebih sadar diri dan tidak mudah
tertipu oleh proyeksi luar. Ia mampu membedakan antara kebutuhan batin dan
manipulasi eksternal.
Kasus
Sister Hong membuka refleksi penting: bagaimana laki-laki mengenal dan
memproses sisi feminin—anima—yang merupakan bagian dari keutuhan psikis
dirinya? Jika tidak, dunia digital penuh ilusi dan proyeksi siap memangsa
kerinduan paling privat, menjebaknya dalam jebakan emosi yang tidak disadari
asal-usulnya.
Hal ini juga menunjukkan bah
wa sebagian besar korban masih berada di tahap awal
perkembangan anima—terutama tahap Eve, Helen, atau
maksimal Mary—dan belum mengintegrasikan aspek Sophia dalam diri
mereka. Mereka belum menyadari bahwa kerinduan akan cinta, kelembutan, dan
pemahaman bukan harus dicari di luar, tapi bisa dibangun dari dalam diri.
Ciri-Ciri
Pria Berdasarkan Tahap Anima-nya dan Tips untuk Mengenali dan Merangkul Agar
Tidak Mudah Tertipu Seperti Para Korban Sister Hong
🌱 Tahap 1: Eve (Hawa) –
Menghadapi Hasrat Dasar dan Kebutuhan Emosional
Ciri umum pria pada tahap
ini:
- Mencari perempuan yang “mengurus” atau “merawat”
seperti ibu.
- Bergantung secara emosional dan fisik.
- Mudah jatuh cinta karena diperlakukan lembut atau
diberi perhatian kecil.
Tips:
- ✨ Sadari
luka pengasuhan. Banyak proyeksi pada perempuan berasal dari luka masa
kecil, terutama hubungan dengan ibu.
- 💬 Belajar
mengungkapkan kebutuhan emosional tanpa tuntutan. Misalnya: "Aku
merasa kesepian" daripada "Kamu ke mana aja sih?"
- 📔 Journaling:
Tulis semua bentuk perhatian yang kamu cari dari pasangan—apakah itu
hal-hal yang seharusnya kamu berikan ke diri sendiri?
💘 Tahap 2: Helen – Mengelola
Fantasi Romantis dan Hasrat Seksual
Ciri umum pria pada tahap
ini:
- Terobsesi pada penampilan fisik.
- Mudah tergoda oleh godaan visual atau rayuan
halus.
- Sering keliru antara cinta dan nafsu.
Tips:
- 🔍 Bedakan
antara rasa tertarik dan koneksi sejati. Apakah kamu tertarik pada
orangnya atau hanya pada citranya?
- 🧘♂️ Latih
kesadaran tubuh dan nafsu. Meditasi sederhana atau puasa digital bisa
membantu memutus ilusi.
- 🎨 Alihkan
energi seksual menjadi ekspresi kreatif. Jung menyebut ini sebagai
sublimasi—mengalihkan libido ke bentuk produktif.
💫 Tahap 3: Mary (Maria) –
Membangun Koneksi Spiritual dan Emosional yang Tulus
Ciri umum pria pada tahap
ini:
- Mulai tertarik pada kedalaman batin perempuan.
- Menghargai spiritualitas dan kelembutan
emosional.
- Rentan terjebak dalam ilusi “soulmate” atau
"wanita penyelamat".
Tips:
- 🔄 Kenali
kecenderungan untuk menyelamatkan atau diselamatkan. Tidak ada yang
bisa menyelamatkanmu kecuali dirimu sendiri.
- 📚 Dekati
perempuan sebagai pribadi utuh, bukan simbol spiritual. Hargai realita
dan keterbatasan mereka.
- 🤝 Bangun
persahabatan yang tulus dengan perempuan tanpa motif romantis. Ini
membantu membongkar proyeksi dan membangun relasi setara.
🌿 Tahap 4: Sophia –
Menemukan Kebijaksanaan dan Keseimbangan Batin
Ciri umum pria pada tahap
ini:
- Tidak lagi mencari cinta untuk mengisi
kekosongan.
- Bisa merasa utuh tanpa harus memiliki pasangan.
- Mampu mencintai dengan kedewasaan, bukan
kelekatan.
Tips:
- ☯️ Rangkul
sisi feminimmu. Berani menangis, merawat, mendengar intuisi adalah
kekuatan, bukan kelemahan.
- 🔄 Integrasi,
bukan proyeksi. Sadari bahwa semua yang kamu kagumi dari
perempuan—kelembutan, intuisi, kehangatan—sebenarnya juga bisa kamu
kembangkan.
- 📖 Refleksi
rutin dan kontemplasi diri. Tanyakan: “Apakah ini cinta, kebutuhan,
atau proyeksi?”
Perjalanan
mengenali anima bukanlah tentang mencari perempuan sempurna di luar,
tapi menyembuhkan dan menyempurnakan diri dari dalam. Semakin kamu mengenali
siapa dirimu dan apa yang kamu cari, semakin kecil kemungkinanmu untuk
ditipu—oleh Sister Hong, ataupun oleh bayangan ekspektasi sendiri.
Daftar Referensi
Anima and animus. (n.d.). Wikipedia. Retrieved July 2025, from https://en.wikipedia.org/wiki/Anima_and_animus
Demystifying the anima – The archetype of life. (2025,
July 7). Rafael Krüger. https://www.rafaelkruger.com/demystifying-the-anima-the-archetype-of-life/
Do you love me? Psychological characteristics of
romance scam victims. (2018, February 1). National
Center for Biotechnology Information. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5806049/
Global Voices. (2025, July 24). The shock wave of Sister Hong: Catfishing, gender
imbalance, and sexual education in China. https://globalvoices.org/2025/07/24/the-shock-wave-of-sister-hong-catfishing-gender-imbalance-and-sexual-education-in-china/
International Association of Analytical
Psychology. (n.d.). Anima and animus
[PDF]. https://www.iaap.org/wp-content/uploads/2021/06/Anima-and-Animus.pdf
Jung, C. G. (1959). The Archetypes and the
Collective Unconscious. Princeton University Press.
Nanjing Sister Hong incident. (2025, July 14). Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Nanjing_Sister_Hong_incident
Online romance scams: Relational dynamics and
psychological characteristics of romance scam victims. (2020, March 26). National Center for Biotechnology Information.
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7254823/
Rafael Krüger. (2025, July 7). What is the anima and how to integrate it. https://www.rafaelkruger.com/what-is-the-anima-and-how-to-integrate-it/
Table Media. (2025, July 24). Social shock: The sex scandal surrounding 'Sister
Hong'. https://table.media/en/china/feature/social-shock-the-sex-scandal-surrounding-sister-hong
The Anima, or men and their feelings. (n.d.). Inner Explorations. http://www.innerexplorations.com/psytext/anima.htm
The archetypes of the anima and animus. (2023,
February 2). Applied Jung. https://appliedjung.com/the-archetypes-of-the-anima-and-animus/
The Standard. (2025, July 13). China’s cross-dressing 'Red Sister' lurid tale
takes the Internet by storm. https://www.thestandard.com.hk/hong-kong-news/article/306579/Chinas-cross-dressing-Red-Sister-lurid-tale-takes-the-Internet-by-storm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar