My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Minggu, 21 April 2024

Gerhana, Pertanda Kejadian atau Gejala Alam Biasa?


Pada Ramadhan lalu telah  terjadi 2 gerhana yaitu Gerhana bulan pada tanggal 25 Maret atau 15 ramadhan tepat puncak purrnama, dan 8 April mendekati Idul Fitri. Hal ini sebelumnya telah dikonfirmasi oleh NASA dan BMKG,  Kedua kejadian luar bias aini memunculkan beragam s[ekulasi termasuk kemunculan Imah Mahdi. Maka dari itu, mari kita bedah gerhana dari berbagai sisi, mitos, iptek, sejarah, agama, spiritual.

Gerhana merupakan salah satu fenomena langit yang dipelajari melalui  ilmu fisika cabang astronomi. Gerhana ada dua versi yaitu gerhana bulan dan gerhana matahari, dimana sama saling menutupi ehingga memblokade cahayanya saat memasuki bumi. Lalu seperti apa perspektif manusia dalam memahami Gerhana ini?

 

Gerhana Matahari (Sumber: Kompas, 2024)


Mitos Jawa Tentang Gerhana

Pada saat astronomi belum semaju zaman sekarang, manusia sangat takluk dengan kuasa alam termasuk gerhana. Dalam mitos Jawa, dipahami bahwa munculnya gerhana adalah pertanda bahwa matahari atau bulan sedang dimakan oleh buto, sesosok monster yang powerful. Konon, ketika tengah terjadi gerhana, ibu-ibu hamil dianjurkan bahkan diwajibkan untuk masuk dibawah kolong tempat tidur selama gerhana berlangsung hal ini dimaksudkan agar janin yang didalam perutnya tidak termakan oleh buto juga. Karena dihawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ketika jabang bayi lahir seperti ketidaksempurnaan fisik atau akal.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kemunculan fenomena Gerhana kemudian mematahkan mitos yang dipercaya masyarakat. Kenyataannya, gerhana matahari adalah fenomena tertutupnya cahaya matahari oleh bulan ke bumi. Sedangkan gerhana bulan adalah karena bumi berada di tengah poros antara matahari dan bulan sehingga cahaya matahari tidak dapat dipantulkan oleh bulan.

Siapa yang pertama menemukan fenomena gerhana ini adalah barat filsuf barat bernama Thales dari Miletus. Thales lahir di Kota Miletos, Asia Kecil, sekitar tahun 630 Sebelum Masehi. Menurut Herodotos, pemikiran tersebut tercetus tahun 28 Mei 585 SM hingga berhasil mengakhiri perang antara Persia dan Lydia. Sejak saat itu, gerhana matahari diakui  sebagai fenomena alam. Selain itu, Thales adalah orang pertama yang memastikan bahwa bentuk bumi  bulat dan Bulan memantulkan sinar matahari.


 


  Sejarah Dunia Tentang Gerhana

Di Tiongkok Kuno , gerhana matahari dan bulan dianggap sebagai tanda surgawi yang meramalkan masa depan Kaisar. Orang Tiongkok kuno percaya bahwa gerhana matahari terjadi ketika seekor naga langit melahap matahari. Mereka juga percaya bahwa naga ini menyerang Bulan saat gerhana bulan. catatan gerhana matahari Tiongkok kuno menggambarkan gerhana matahari sebagai "matahari telah dimakan". Merupakan tradisi di Tiongkok kuno untuk menabuh genderang dan periuk serta mengeluarkan suara keras selama gerhana untuk menakuti naga. Kaisar Kekaisaran Tiongkok Chung K'ang (2159 SM – 2146 SM) mengetahui tentang gerhana ketika dia mendengar banyak kebisingan di jalanan saat rakyatnya mencoba mengusir naga yang sedang memakan matahari. 

 

Tablet Tanah Liat Babilonia seperti di bawah ini, memberikan catatan fisik gerhana kuno yang dilihat manusia, misalnya antara tahun 518 dan 465 SM. Para astrolog Babilonia menyimpan catatan yang cermat tentang peristiwa-peristiwa langit termasuk pergerakan Merkurius, Venus, matahari, dan bulan pada tablet-tablet yang berasal dari tahun 1700 hingga 1681 SM. Catatan selanjutnya mengidentifikasi gerhana matahari add up to pada tanggal 31 Juli 1063 SM, yang "mengubah siang menjadi malam", dan gerhana terkenal pada tanggal 15 Juni 763 SM, yang dicatat oleh pengamat Asiria di Niniwe. Dengan mencatat gerhana bulan dan matahari setempat secara cermat, para astronom Babilonia mampu memprediksi gerhana bulan dan kemudian gerhana matahari dengan cukup akurat. Alat mereka adalah apa yang disebut siklus Saros: ini adalah periode 223 bulan sinodik (atau 18 tahun 11,3 hari) setelah gerhana bulan dan matahari terulang kembali. 

Bangsa Yunani Kuno juga mencatat peristiwa gerhana. Penyair Archilochus berbicara tentang gerhana matahari add up to pada tanggal 6 April 647 SM dalam istilah mitos: “Tidak ada yang melampaui harapan, tidak ada yang mustahil, tidak ada yang menakjubkan, karena Zeus, ayah para Olympian, menjadikan malam dari tengah hari, menyembunyikan cahaya matahari yang bersinar, dan rasa takut yang besar menimpa manusia.”

Astronom Yunani terkenal, Ptolemy (sekitar 150 M) mencatat pengamatannya terhadap gerhana di Almagest dan menunjukkan bahwa ia memiliki skema canggih untuk memprediksi gerhana bulan dan matahari. Ptolemy mengetahui, misalnya, rincian circle Bulan termasuk titik simpulnya.

 

Pandangan Agama Islam Terkait Gerhana

Dalam ajaran Islam, umat dihimbau untuk melaksanakan solat gerhana ketika gerhana bulan atau gerhana matahari terjadi. Sebagaimana terdapat dalam hadist Rosulullah:

Maka Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan salat sampai matahari itu terang (selesai gerhana) [HR al-Bukhari].

Asbabun nuzul dari munculnya hadist tersebut adalah karena terjadi gerhana matahari bersamaan dengan wafatnya putra rosulullah yang bernama Ibrahim.

"Ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, gerhana matahari terjadi pada hari yang bersamaan dengan wafatnya Ibrahim atau putra Nabi SAW," (HR Bukhari).

Rasulullah SAW lantas menegaskan dan memerintahkan muslim untuk mengerjakan sholat gerhana ketika muncul fenomena langit tersebut. Seperti diriwayatkan dari Abu Bakrah RA, saat Rasulullah SAW dan para sahabat tengah duduk bersama hingga tiba-tiba terjadilah gerhana Matahari.

 

Setelahnya, Rasulullah SAW berdiri menarik jubahnya hingga masuk ke dalam masjid. Beliau pun memimpin para muslimin sholat dua rakaat hingga Matahari kembali bercahaya. Hadist himbauan melaksanakan sholat dan berdoa ini disampaikan oleh Rosul dalam rangka meluruskan keyakinan muslim ketika itu yang menghubungkan fenomena gerhana dengan hari wafat putranya, Rasulullah SAW mengajak muslim untuk mengamalkan sholat gerhana dengan tujuan mengagumi keagungan Allah SWT atas penciptaan Matahari dan Bulan.

 

Namun terdapat paradoks yang terdapat dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda,

"Tetapi dengan gerhana ini, Allah membuat para hambaNya takut," (HR Bukhari).

Dari hadist tersebut menyampaikan bahwa gerhana menyiratkan peringatan dari Allah agar manusia takut. Peristiwa gerhana tersebut mengingatkan manusia pada tanda-tanda kejadian hari kiamat atau azab akibat dosa-dosa yang pernah dilakukan.

 

 


  Sudut Pandang Spiritualitas

Berbeda dengan ilmu astronomi yang mempelajari benda langit dan karakter-karakternya, dalam spiritualitas terdapat astrologi yang mempelajari benda langit memiliki implikasi hubungan dengan karakter manusia. Astrologi ini dianggap pro-kontra karena masih dianggap ramalan bahkan bagian dari ilmu sihir/gaib yang dilarang untuk dijadikan acuan terutama bagi kaum relijius.

Meski demikian astrologi tidak bisa disepelekan, nyatanya memang menjadi penanda akan kejadian yang terjadi di bumi. Semisal seperti yang terjadi pada Ibrahim putra nabi Muhammad bersamaan dengan gerhana matahari. Penanda yang lain pada abad ini yang menandai peristiwa besar, antara lain:

1.      Gerhana matahari 21 Agustus 1914,  terjadi Perang Dunia I pada tanggal 28 Juli 1914 – 11 November 1918. Meskipun perang telah terjadi, tanda gerhana menunjukkan bahwa peperangan akan berlangsung cukup lama.

2.   Gerhana matahari cincin terjadi pada hari Rabu, 19 April 1939 dan 12 Oktober 1939, sedangkan perang dunia II Meletus pada 1 September 1939 – 2 September 1945.

3.      Gerhana matahari cincin terjadi pada tanggal 26 Desember 2019. Kemudian disusul dengan covid-19 yang merebak tahun 2020

4.      Gerhana Matahari Total, tepatnya pada tanggal 8 April 2024. Konflik Timur Tengah yg dipicu dengan agresi Israel ke Palestina dan mengkonfrontasi Iran melalui pengeboman Kedutaan Besar. Sempat disinyalir akan terjadi Perang Dunia III, namun karena Amerika main aman jadi masih sebatas perang regional.

Mungkin kalau ditelusuri lagi akan lebih banyak fakta unik gerhana dengan yang terjadi paxa manusia seperti gerhana 1998 yang kemudian tercetus reformasi dan mengakhiri rezim orba selama 32 tahun, dan masih banyak lagi.

 

Relasi Manusia, Bumi, dan Benda langit

Pada saat Ibrahim putra nabi Muhammad meninggal bersamaan dengan terjadinya matahari, Nabi langsung menepis bahwa ada hubungan antara keduanya. Hal itu dilakukan dalam rangka agar umat tidak gamang dengan keimanan Islam. Sebab pada saat itu, Islam masih asing dan agama-agama nenek moyang sudah lebih popular, misal menyembah berhala, majusi (menyembah api), Yahudi (risalah nabi Musa, Nasrani (risalah nabi Isa), dsb.

Meski demikian dalam riwayat lain disebutkan:

"Tetapi dengan gerhana ini, Allah membuat para hambaNya takut," (HR Bukhari).

Artinya dalam gerhana ada tanda-tanda kekuasaan Allah yang memang berdampak pada kehidupan manusia secara langsung maupun tidak.

Contoh yang paling tampak adanya relasi manusia dan bumi terhadap benda langit  adalah fenomena bulan purnama. Pada saat bulan purnama gravitasi bulan sangat tinggi terhadap bumi sehingga menyebabkan air laut pasang. Hal ini juga berdampak pada darah manusia yang turut pasang, maka pada saat kejadian gerhana bulan Rosulullah menganjurkan untuk berpuasa sunah purnama atau kita kenal dengan  nama Ayamul Bid.

Imam an-Nawawi dalam kitabnya, Riyadhus Shalihin, memasukkan dalil kelima yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Di bawah ini haditsnya:

"Diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan ra, ia berkata: 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintah kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15'."

Sains saat ini juga membenarkan bahwa pada saat kejadian bulan purnama, kasus kejahatan lebih tinggi dikutip dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) melalui Kumparan (2020), dalam periode penelitian yang mencakup tahun 1978-1982, disimpulkan bahwa insiden kejahatan yang dilakukan pada hari bulan purnama jauh lebih tinggi daripada pada hari-hari lainnya. Meningkatnya insiden kejahatan pada hari bulan purnama ini kemungkinan dipicu oleh human tidal waves yang disebabkan oleh tarikan gravitasi bulan. Tidak hanya pada manusia, hewan-hewan  juga lebih agresif pada saat bulan purnama.

Jika bulan purnama dapat mempengaruhi karakter manusia dan hewan, tentu berlaku juga untuk fenomena gerhana dan fenomena langit lainnya. Namun patut disadari bahwa semua itu tidak lepas dari Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun kita percaya adanya kekuatan benda langit, namun semua itu tetap dalam Kuasa Allah. Sehingga perlu pemahaman yang jernih dan keimanan yang kuat dalam membaca tanda-tanda semesta ini.


Wallahu alam bisshowab

 

Referensi:

Detik, 2024. Dalil Puasa Ayyamul Bidh, dari Anjuran hingga Keutamaannya, “Dalil Puasa Ayyamul Bidh, dari Anjuran hingga Keutamaannya” selengkapnya https://www.detik.com/jogja/berita/d-7156227/dalil-puasa-ayyamul-bidh-dari-anjuran-hingga-keutamaannya. Diakses pada 6 April 2024

Detik, 2022. Kisah Gerhana saat Putra Nabi Muhammad SAW Mangkat"Kisah Gerhana saat Putra Nabi Muhammad SAW Mangkat" https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6393211/kisah-gerhana-saat-putra-nabi-muhammad-saw-mangkat. Diakses pada 5 April 2024

Eclipse History, 2017 Eclipse History. https://eclipse2017.nasa.gov/eclipse-history Diakses pada 15 April 2024

Kumparan, 2020. Sains Bulan Purnama: Manusia Gelisah, Hewan Agresif, dan Kejahatan Meningkat. https://kumparan.com/absal-bachtiar/sains-bulan-purnama-manusia-gelisah-hewan-agresif-dan-kejahatan-meningkat-1ttacWqLgJq/full. Diakses pada 22 April 2024

 

NASA, 2024. Five Millennium Catalog Of Solar Eclipses https://eclipse.gsfc.nasa.gov/SEcat5/SE1901-2000.html. Diakses pada 12 April 2024

 

Suara, 2019. GMC di Indonesia, Inilah Manusia Pertama yang Memprediksi Gerhana Matahari  https://www.suara.com/news/2019/12/26/142523/gmc-di-indonesia-inilah-manusia-pertama-yang-memprediksi-gerhana-matahari?page=all Diakses pada 5 April 2024

 

Time and date, 2024. What the Eclipse Looked Like Near the Maximum Point https://www.timeanddate.com/eclipse/solar/1912-april-17 Diakses pada 12 April 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar