My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Rabu, 25 Desember 2013

E-Learning Bagi Pendidikan Nasional yang Merata


Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam rentang waktu yang singkat telah menjadi salah satu fondasi bangunan bagi masyarakat modern. Termasuk dalam dunia pendidikan bahwa penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi bagian dari jantung pendidikan bersama dengan membaca, menulis, dan berhitung. Untuk itulah UNESCO bermaksud untuk memastikan bahwa semua negara baik  yang telah maju maupun sedang berkembang, telah memiliki akses terhadap fasilitas-fasilitas pendidikan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau dikenal dengan konsep E-Learning. Lalu seperti apa baiknya implementasi E-Learning bagi guru dan siswa Indonesia agar bisa memainkan peranya yang utuh dalam masyarakat modern dan memberikan sumbangsih bagi bangsa yang berpengetahuan?

sumber : fgcu.edu


Pengertian E-Learning
E-Learning secara umum dipahami merupakan pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Pada dasarnya ada dua jenis sistem distribusi materi e-Learning  yaitu  secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, dan distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning antara lain : 

a. Pembelajaran jarak jauh, E-Learning yang dimaksud yaitu secara fisik pembelajar tidak harus menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain.
b.      Pembelajaran dengan perangkat komputer, E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal.
c.  Pembelajaran formal vs. Informal, E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

 Pendekatan Terhadap Pengembangan E-Learning untuk Guru dan Siswa di Sekolah
Integrasi pengembangan E-Learning dalam dunia pendidikan memerlukan berbagai pendekatan demi menyesuaikan pilihan apa yang dipercaya paling sesuai dengan situasi dan budayanya yang unik. Dalam sekolahpun, berbagai unit atau mata pelajaran mungkin menggunakan pendekatan-pendekatan yang berbeda. Beberapa pendekatan-pendekatan yang dapat diintegrasikan untuk pengembangan E-Learning antara lain :
1.    Pemunculan
Pendekatan penerapannya berhubungan dengan sekolah pada tahap awal pengembangan E-Learning. Sekolah mulai membeli perangkat komputer dan software. Pada fase awal ini, para administrator dan guru baru mulai mengeksporasi kemungkinan-kemungkinan dan konsekuensi-konsekuensi dari penambahan teknologi Informasi dan komunikasi kepada manajemen sekolah dan kurikulum. Sekolah masih berakar kuat pada praktik tradisional yang berpusat pada guru. Kurikulum ynag memfokuskan pada keterampilan-keterampilan dasar dan pengetahuan tentang E-Learning membantu gerakan pada pendekatan berikutnya.
2.    Penerapan
Pendekatan penerapan berhubungan dengan sekolah-sekolah yang didalamnya telah berkembang pemahaman baru tentang kontribusi E-Learning bagi pendidikan. Pada fase ini administrator dan guru menggunakan teknologi komunikasi dan informasi dalam manajemen sekolah dan kurikulum. Guru masih mendominasi lingkungan belajar dan akses siswa kepada teknologi adalah melalui satu atau dua komputer kelas dan lab-lab komputer. Hingga fase ini, teknologi berbasis komputer masih bersifat bidang mata pelajaran yang terpisah.
3.    Penanaman
Pendekatan penanaman berhubungan dengan sekolah-sekolah yang saat ini mempunyai jajaran teknologi berbasis komputer di pelbagai laboratorium, kelas wilayah administrasi. Guru mulai mengembangkan cara baru untuk mengubah produktivitas personal dan praktik profesional. Kurikulum mulai menggabungkan bidang – bidang mata pelajaran untuk merefleksikan aplikasi-aplikasi dunia yang nyata. Akses siswa terhadap teknologi memungkinkan mereka untuk memilih program-program E-Learning yang menstimulasi pembelajaran dan mendemonstrasikan pengetahuan mereka di sepanjang bidang mata pelajaran. Sekolah menyediakan kelenturan dengan mengkombinasikan materi pelajaran dan waktu.
4.    Pentranformasian
Pendekatan pentransformasian terkait dengan sekolah-sekolah yang telah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara kreatif untuk memikirkan ulang dan memperbaiki organisasi sekolah. E-Learning menjadi bagian integral dari produktivitas personal sehari-hari dan praktik profesional meski tidak kentara. Fokus kurikulum lebih berpusat pada siswa dan mengintegrasikan mata pelajaran dalam aplikasi-aplikasi dunia nyata. Akses siswa pada teknologi adalah luas dan tida terbatas. Bahkan mereka lebih bertanggung jawab terhadap pembelajaran dan  penilaian mereka sendiri.

Aplikasi E-Learning bagi Pendidikan Nasional
Beragamnya latar belakang sosial budaya dan ekonomi siswa di pelbagai wilayah Indonesia tentunya memerlukan pendekatan yang sesuai dengan kapasitas sekolah masing-masing. Perlu perlakuan yang berbeda dalam aplikasi E-Learning antara sekolah-sekolah dikota besar pulau Jawa dengan sekolah–sekolah didesa daerah pedalaman luar Jawa. Itu sebabnya perlu keterlibatan komunitas yang mencakup orang tua, keluarga, bisnis, industri, agensi pemerintah, yayasan swasta, organisasi sosial, keagamaan dan profesi, serta lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah kejuruan dan universitas-universitas. Sampai saat ini proyek-proyek E-Learning terus dikembangkan terutama dari pihak pemerintah dan swasta salah satunya berupa: Internet Masuk Desa.

sumber : http://berpikirbisnis.wordpress.com

Pendirian Jaringan Internet Desa merupakan program guna membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik, khususnya masyarakat pedesaan. Dengan membangun tower share internet akan memudahkan akses internet yang bisa digunakan secara bersama-sama oleh warga masyarakat pedesaan. Hal ini akan banyak berguna sekaligus menunjang kegiatan masyarakat desa dalam berbagai aspek meliputi: pendidikan, pertanian, peternakan, pembangunan SDM, latihan ketrampilan, puslitbang, dokumentasi, dan lain sebagainya.  Hal ini akan banyak berguna sekaligus menunjang kegiatan masyarakat desa dalam berbagai aspek meliputi: pendidikan, pertanian, peternakan, pembangunan SDM, latihan ketrampilan, puslitbang, dokumentasi, dan lain sebagainya.

Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di bidang telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi secara bertahap sudah mulai dapat dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di tingkat kabupaten. Artinya, masyarakat yang berada di kabupaten telah dapat menggunakan fasilitas internet.

Dengan menggunakan pendekatan yang terintegrasi, salah satu kegiatan guru adalah menyeleksi dengan cermat berbagai teknologi yang akan digunakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan para siswa dalam memahami materi secara efektif dan ekonomis. Masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja juga semakin kompetitif. E-Learning menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan pendidikan nasional yang merata seluruh Indonesia. 

Referensi: 

  • Unesco. 2002.Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Pendidikan. Jakarta. GP Press. Penerjemah; Rusli
  • http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=13
  • http://mycoolworld-ahmedblog.blogspot.com/2008/07/manfaat-e-learning-bagi-pembelajaran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar