My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Jumat, 20 Juni 2014

Karakter dalam Mahabharata (2)

Kembali saya akan melanjutkan beberapa karakter/tokoh dalam Mahabharata (walau agak telat ya... hehe) terutama versi serial yang ditayangkan AnTV. Setelah saya review beberapa tokoh pendahulu kini saatnya masuk pada generasi kedua Mahabharata yaitu pembahasan tentang kedua adik tiri Bisma dan adik-adik iparnya. Saya usahakan akan  disambung terus sampai keturunan Mahabarata yang terakhir ya..



Kakek-Nenek Pandawa-Kurawa



1.     Citranggada
Dalam Serial Mahabharata Antv, Citranggada tidak terlalu penting untuk ditampilkan sehingga hanya disebut namanya saja tanpa ada karakter yang memerankan. Pada dasarnya Citranggada adalah anak sulung dari Santanu dan Satyawati sekaligus kakak dari Wicitrawirya. Dalam cerita, Citranggada naik tahta hanya sebentar saja namun kemudian terbunuh oleh seorang makhluk dari bangsa gaib / gandarwa (genderuwo).

Citranggada dalam sosok wayang kulit


Terbunuhnya Citranggada terdapat 2 versi cerita. Pertama, Raja Citranggada memiliki nama kembar dengan Raja dari bangsa Gandarwa. Mana mungkin dalam satu zaman ada 2 raja yang memiliki nama sama? Sehingga salah satunya harus tiada maka terjadilah adu kekuatan yang menewaskan Citranggada bangsa manusia. Dalam versi kedua, Citranggada merupakan Raja yang kejam dan lalim, sehingga menyulut amarah dewa untuk menyingkirkannya. Dengan menyuruh bangsa Gandarwa yang menyamar sebagai Raja, maka tidak mungkin ada raja kembar. Maka harus adu kekuatan untuk menunjukkan siapa raja yang sebenarnya. Yang bertahan hidup dan bisa membunuh yang lain, maka dia yang asli. Pada kenyataannya yang asli malah terbunuh ditangan yang palsu. Dalam sekejap Citranggada palsu mengubah diri menjadi bentuk wujudnya yang asli dan menyatakan mengapa dia melakukan itu adalah untuk memusnahkan ketidakadilan yang dilakukan Citranggada.


1.     Wicitra Wirya

Wicitra wirya adalah harapan putra mahkota setelah Citranggada tiada. Berbeda jauh dengan Bisma yang punya karakter kuat, di film ini Wicitra Wirya dikisahkan sebagai “anak borju” yang macam anak pejabat jaman sekarang suka bikin onar dan tak punya bakat menjadi seorang raja. Meski demikian, ibunya Satyawati selalu memanjakannya dan menjadikan Bisma sebagai “tameng” untuk melindungi bahkan mencarikan jodoh. Kelemahan karakter inilah yang membuat dia tidak begitu penting sehingga hanya muncul di beberapa scene. Walaupun sebenarnya dia adalah ayah dari Destrarastra, Pandu, dan Widura meski tidak secara biologis. Karena harus mati secara tiba-tiba meregang nyawa ketika akan dinobatkan sebagai raja sebelum sempat menjamahi kedua istrinya Ambika dan Ambalika yang secara jodoh hasil kemenangan Bisma dalam mengikuti sayembara. 

saking sedikit perannya di Mahabarata, sampai susah cari fotonya, hihi
1.     Amba, Ambika, dan Ambalika
Ketiga adalah nama putri kakak beradik berdasarkan urutan namanya. Amba putri sulung, Ambika putri kedua, dan Ambalika putri ketiga. Rencananya diadakan sayemwara untuk mencari jodoh ketiga putri tersebut yang pada acaranya dihadiri oleh banyak pangeran dipelosok bangsa Arya. Tak usah banyak teori seperti mandat ibunda ratu Satyawati pasti Bisma-lah yang bisa memenangkan sayemwara itu. Namun ternyata Putri Amba sudah memiliki tambatan hati seorang pangeran yang singkat cerita pangeran tersebut terbunuh oleh busur Bisma yang tanpa anak panah. Melihat kejadian itu, Amba sakit hati setengah mati. Apalagi mengetahui bahwa motivasi Bisma memenangkan sayemwara itu bukan untuk menikahi para putri tapi mencarikan jodoh bagi adiknya, membuat sang putri Amba merasa terhina.

Amba, putri cantik  karena patah hati jadi penuh amarah sampai mati

Merasa hancur, karena idaman hatinya terbunuh dan terhina maka ia menuntut keadilan sampai naik kepuncak gunung himalaya sendirian agar  gurunya Bisma membalaskan dendam dan sakit hatinya kepada muridnya itu. Meski awalnya tak mau, tapi karena merasa iba, guru tersebut melakukan perlawanan terhadap muridnya. Takut akan bencana yang akan terjadi, dewi Gangga ibu dari Bisma berdoa agar pertarungan ini dihentikan oleh Dewa Shiwa. Walau berhasil dihentikan, Amba tetap tidak rela dan memilih mati saja namun bersumpah bahwa reinkarnasi dari dirinya kelak akan menjadi kematian dari Bisma.


Ambika, ibu Destrarastra
Ambalika, ibu Pandhu


Lalu bagaimana dengan Ambika dan Ambalika? Nasib kedua putri ini hampir sama. Karena mereka gadis penurut dan pasrah serta melihat ada masa depan yang cerah menjadi ratu Hastina Pura, maka dengan senang hati dibawa pulang oleh Bisma untuk dijodohkan dengan adik tirinya Wicitra Wirya. Perbedaan nasib mulai terlihat diantara keduanya, setelah ditinggal mati sang suami tanpa meninggalkan keturunan. Mau tidak mau mereka harus melakukan ritual niyog agar bisa hamil melalui bacaan mantra. Meski dalam film tidak terlalu diceritakan secara detil, tapi menurut cerita ketika menjalani ritual Ambika menutup mata selama ritual sehingga ketika lahir bayinya buta tak lain adalah Destrarastra. Sedangkan Ambalika pucat pasi sehingga bayi yang dilahirkan terkena sakit anemia yaitu Pandhu. Merasa tidak puas, sang ratu Satyawati menyuruh pelayannya untuk melakukan ritual yang sama. Namun karena dia pelayan yang penuh kepatuhan  sehingga ketika melakukan ritual tersebut dengan santai saja sehingga putra yang dilahirkan bersifat kalem dan bijaksana yang bernama Widura.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar