My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Senin, 27 Januari 2014

Nilai Budaya Dibalik Nikmatnya Rendang


Bisa saja Anda menemukan makanan Rendang hampir disetiap rumah makan Padang di seluruh penjuru dunia, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand bahkan dibenua Amerika atau Eropa sekalipun. Meski demikian, hanya makanan rendang Padang khas Indonesia-lah yang nikmatnya tiada duanya, ini terbukti dengan disabetnya penghargaan peringkat pertama di World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International  Pada tahun 2011. Sejak masuk dalam jajaran makanan terenak di dunia popularitas rendangpun makin melejit. Tapi tahukah Anda dibalik kenikmatan dan popularitas rendang  ini terdapat nilai historis, sosiologis, dan budaya didalamnya? 

Rendang (sumber: en.wikipedia.org)


Rendang dalam Tradisi Adat Budaya
Seperti halnya kain tradisional batik, yang didalamnya coraknya mewariskan nilai ketekunan, keuletan, dan kesabaran, begitupun rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat. Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau yaitu musyawarah dan mufakat. Ha tersebut terlihat dari komposisi bahan makanannya yang terdiri dari empat bahan pokok melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
  1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat).
  2. Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual).
  3. Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama.
  4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan. Dalam perkembangannya disajikan pula diacara besar lain seperti khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.

Rendang diduga sudah ada sejak zaman dahulu, Kelahirannya tak luput dari pengaruh beberapa negara, misalnya bumbu-bumbu dari India yang diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India. Karena diaduk terus-menerus, rendang identik dengan warna hitam dan tidak memiliki kuah. Menurut Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan rendang sudah mulai menyebar di Indonesia dan semenanjung Malaya sejak awal abad ke-16. Hal ini karena orang Minang senang merantau dan berdagang diluar daerahnya dan seringkali membawa rendang sebagai bekal perjalanannya. Menjadikan rendang sebagai bekal perjalanan bukan tanpa alasan karena sifatnya Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya. Akhirnya masakan inipun berkembang semakin luas terutama setelah rantauan orang Minang ini mulai mendirikan bisnis makanannya didaerahnya yang baru. Antara lain mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan Semenanjung Malaya.


Macam - Macam Olahan Rendang
Semakin tingginya minat masyarakat terhadap kuliner rendang, semakin banyak pula jenis rendang yang ditawarkan. Rendang yang umumnya menggunakan daging sapi, ternyata dikenal pula berbagai jenis bahan daging lainnya yang dimasak sesuai bumbu dan cara membuat rendang. Variasi rendang antara lain.
  1. Rendang daging (Randang dagiang): rendang daging sapi, kerbau, kambing atau domba. Adalah jenis rendang yang paling lazim ditemukan.
  2. Rendang ayam: Rendang yang terbuat dari daging ayam
  3. Rendang bebek (Randang itiak): Rendang yang terbuat dari daging bebek
  4. Rendang hati: Rendang yang terbuat dari hati sapi
  5. Rendang telur (Randang talua): Rendang yang terbuat dari telur ayam, khas Payakumbuh
  6. Rendang paru: Rendang yang terbuat dari paru-paru sapi, khas Payakumbuh
  7. Rendang ikan tongkol: Rendang yang terbuat dari ikan tongkol
  8. Rendang suir: Rendang khas Payakumbuh yang dibuat dari daging ayam atau sapi yang serat dagingnya disuir atau diurai kecil-kecil. Rendang suir mirip abon, akan perbedaannya adalah serat dagingnya lebih besar dan bumbu rendang keringnya yang khas.

Rendang Kemasan (Sumber: kaskus.co.id)


Tidak itu saja, kecintaan terhadap rendang juga membuat para penggemarnya tak kehabisan ide untuk mengkombinasikannya kedalam makanan modern seperti burger dan mi instan. Dan yang paling inovatif adalah rendang  kemasan yang dikemas layaknya kornet atau sarden. Meskipun dijual dalam kemasan, namun rendang Padang ini rasanya tetap istimewa karena memakai bumbu-bumbu dan rempah asli bukan instan. Hal itu terbukti dari daya tahan rendang yang bisa mencapai 6 bulan bahkan setahun lamanya. Uniknya rendang kemasan ini ternyata banyak diminati juga oleh masyarakat yaitu dengan banyaknya  para jemaah haji dan umroh juga banyak yang membawa bekal rendang Padang untuk dibawa untuk dinikmati ketanah suci karena kepraktisannya.

Artikel ini ditulis untuk mengikuti lomba blog Jelajah Kuliner Nusantara bersama Viva dan Daihatsu.

Referensi:
·         http://www.restumande.com/content/rendang-halal-kini-siap-go-internasional



1 komentar:

  1. aku bangga dengan kuliner Indonesia yang kaya apalagi rendang makanan favoritku. :))

    BalasHapus