Sejarah peradaban mengajarkan satu pola yang tak
terbantahkan: tidak ada imperium yang kekal. Dari Romawi hingga Uni Soviet,
semua yang menjulang akhirnya merapuh oleh beban dalam dirinya sendiri. Hari
ini, banyak tanda menunjukkan bahwa Amerika Serikat — yang pernah disebut
sebagai "pemimpin dunia bebas" — tengah berada di ambang keruntuhan
hegemoninya. Namun ironisnya, sebagian besar warga seniornya, terutama generasi
baby boomer, enggan menyadari kenyataan ini.
Saya tidak ingin sekadar menyuarakan kritik
anti-Amerika tanpa dasar. Justru, lewat penelusuran berbagai fenomena global
dan domestik, semakin jelas terlihat bahwa Amerika bukan sekadar mengalami masa
sulit, melainkan tengah memasuki fase dekadensi ala kekaisaran tua yang gagal
berbenah.
![]() |
Liberty: ikon liberal dari Amerika |
Neo-Kolonialisme dan Karma
Alam
Pasca Perang Dunia II, AS tampil sebagai "penjaga
demokrasi", namun dalam praktiknya banyak terlibat dalam intervensi dan
kudeta politik di negara-negara lain—dari Timur Tengah, Amerika Latin, hingga
Asia Tenggara. Alih-alih stabilitas, yang tertinggal justru trauma dan
kehancuran. Ironisnya, dalam dua dekade terakhir, Amerika sendiri dihantam bertubi-tubi
oleh bencana alam: badai, kebakaran hutan, kekeringan ekstrem, hingga polusi
mikroplastik di lautan mereka sendiri. Sulit untuk tidak melihat ini sebagai
"karma ekologis" dari hasrat eksploitasi yang tak terbendung
(Chomsky, 1999; Klein, 2007; NASA, 2024; NOAA, 2023).
Krisis Moral dan Sosial
dari Dalam
Dalam urusan domestik, Amerika menghadapi disfungsi
moral dan sosial yang mengkhawatirkan. Negara ini mencatat angka penyalahgunaan
narkoba tertinggi di dunia, terutama akibat epidemi opioid seperti fentanyl
yang tak terkendali. Rakyatnya dilanda wabah obesitas, depresi, dan kecanduan
pornografi. Di sisi elite, skandal pedofilia melibatkan nama-nama besar di
parlemen, entertainment, hingga lingkaran kerajaan finansial. Tak mengherankan
jika banyak generasi muda menyebut negaranya sebagai “the land of broken
dreams”, bukan lagi “the land of opportunity” (CDC, 2023; APA, 2022;
Rushkoff, 2019; Zuboff, 2019; World Obesity Federation, 2023; Twenge, 2017).
Polarisasi Politik dan
Hancurnya Kepercayaan Publik
Tatanan politik AS kian retak. Polarisasi tajam antara
kubu konservatif dan liberal menjadikan negara ini seperti dua bangsa dalam
satu wilayah. Serangan terhadap Capitol Hill pada 6 Januari 2021 adalah
peringatan keras bahwa demokrasi AS bukan hanya terancam dari luar, tapi juga
dari dalam. Kepercayaan terhadap institusi publik merosot tajam—media dianggap
bias, parlemen dianggap korup, dan sistem hukum dinilai berpihak pada elite
(Levitsky & Ziblatt, 2018; Pew Research Center, 2023; The Atlantic, 2021).
Ekonomi Kertas dan
Pembangunan Ilusi
Salah satu bom waktu terbesar Amerika adalah sistem
ekonominya yang dibangun di atas utang dan pencetakan uang. Selama
bertahun-tahun, The Fed mencetak triliunan dolar untuk menopang pasar properti
dan saham—menciptakan ilusi kemakmuran di atas fondasi rapuh. Di saat yang
sama, kaum muda Amerika dibebani utang pendidikan yang membengkak, sementara
sektor riil seperti manufaktur terus menurun, kalah bersaing dengan Asia
(Roubini, 2022; Stiglitz, 2019; The Guardian, 2023).
Daya Tarik yang Memudar
Universitas-universitas top di Amerika kini mulai
menolak mahasiswa asing, terutama dari negara-negara Asia yang dulunya menjadi
penyumbang devisa terbesar dalam pendidikan tinggi. Kebijakan imigrasi yang
ketat dan diskriminatif memperlihatkan ironi: negara yang dahulu dibangun oleh
imigran kini menutup diri dari dunia. Padahal, salah satu kekuatan utama
Amerika dulu adalah keberagaman dan keterbukaannya (UNESCO, 2023; Inside Higher
Ed, 2023; Forbes, 2024).
Dunia yang Tidak Lagi Tunduk
Era dominasi tunggal Amerika mulai pudar. Dunia mulai
menyambut multipolarisme, di mana China, Rusia, BRICS, dan Global South
menawarkan poros baru kekuatan. Bahkan, gerakan dedolarisasi makin meluas,
mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan internasional. Semua ini
adalah sinyal bahwa AS bukan lagi pusat gravitasi dunia yang tak tergantikan
(Zakaria, 2008; Foreign Affairs, 2023; Al Jazeera, 2024).
Kekuatan yang
Lupa Bercermin
Amerika mungkin masih punya kekuatan militer, teknologi,
dan budaya pop. Tapi di balik gemerlap itu, retakan-retakan dalam fondasi
moral, sosial, dan ekonomi mereka makin nyata. Ini bukan sekadar bad period,
melainkan fase krisis peradaban. Seperti Romawi yang pernah menganggap dirinya
kekal, Amerika kini dihadapkan pada realitas bahwa kekuatan tanpa perenungan
justru mempercepat keruntuhan (Gibbon, 1776; Kennedy, 1987; Kotkin, 2001).
Apakah ini akhir dari Amerika? Belum tentu. Tapi jika
mereka terus menolak bercermin, maka sejarah mungkin hanya akan mengulang satu
lagi kisah kejatuhan kekaisaran besar yang lupa siapa dirinya.
Referensi
- Al
Jazeera. (2024). BRICS pushes forward dedollarization strategy.
- American
Psychological Association. (2022). U.S. Mental Health Crisis Report.
- CDC.
(2023). Overdose Deaths Driven by Fentanyl in the United States.
- Chomsky,
N. (1999). The New Military Humanism: Lessons from Kosovo. Common
Courage Press.
- Foreign
Affairs. (2023). The Rise of the Rest: Multipolar World in Practice.
- Forbes.
(2024). Why America’s Higher Education System is Losing Its Global Edge.
- Gibbon,
E. (1776). The History of the Decline and Fall of the Roman Empire.
- Inside
Higher Ed. (2023). Decline in International Student Enrollment in Top
US Universities.
- Kennedy,
P. (1987). The Rise and Fall of the Great Powers. Vintage.
- Klein,
N. (2007). The Shock Doctrine: The Rise of Disaster Capitalism.
Metropolitan Books.
- Kotkin,
S. (2001). Armageddon Averted: The Soviet Collapse, 1970–2000.
Oxford University Press.
- Levitsky,
S., & Ziblatt, D. (2018). How Democracies Die. Crown Publishing
Group.
- NASA.
(2024). Global Climate Reports. https://climate.nasa.gov
- NOAA.
(2023). Billion-Dollar Weather and Climate Disasters.
- Pew
Research Center. (2023). America’s Political Divide.
- Roubini,
N. (2022). Megathreats: The Ten Trends That Imperil Our Future.
Little, Brown.
- Rushkoff,
D. (2019). Team Human. W. W. Norton & Company.
- Stiglitz,
J. (2019). People, Power, and Profits. W. W. Norton.
- The
Atlantic. (2021). The Capitol Rioters Won.
https://www.theatlantic.com
- The
Guardian. (2023). US Faces Mounting Debt Crisis.
- Twenge,
J. M. (2017). iGen. Atria Books.
- UNESCO.
(2023). Global Education Monitoring Report.
- World
Obesity Federation. (2023). Global Obesity Observatory – United States.
- Zakaria,
F. (2008). The Post-American World. W.W. Norton & Company.
- Zuboff,
S. (2019). The Age of Surveillance Capitalism. PublicAffairs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar