My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Rabu, 23 Juli 2025

Amerika dalam Bayang Keruntuhan: Cermin dari Kekaisaran yang Merapuh


Sejarah peradaban mengajarkan satu pola yang tak terbantahkan: tidak ada imperium yang kekal. Dari Romawi hingga Uni Soviet, semua yang menjulang akhirnya merapuh oleh beban dalam dirinya sendiri. Hari ini, banyak tanda menunjukkan bahwa Amerika Serikat — yang pernah disebut sebagai "pemimpin dunia bebas" — tengah berada di ambang keruntuhan hegemoninya. Namun ironisnya, sebagian besar warga seniornya, terutama generasi baby boomer, enggan menyadari kenyataan ini.

Saya tidak ingin sekadar menyuarakan kritik anti-Amerika tanpa dasar. Justru, lewat penelusuran berbagai fenomena global dan domestik, semakin jelas terlihat bahwa Amerika bukan sekadar mengalami masa sulit, melainkan tengah memasuki fase dekadensi ala kekaisaran tua yang gagal berbenah.

Liberty: ikon liberal dari Amerika



Neo-Kolonialisme dan Karma Alam

Pasca Perang Dunia II, AS tampil sebagai "penjaga demokrasi", namun dalam praktiknya banyak terlibat dalam intervensi dan kudeta politik di negara-negara lain—dari Timur Tengah, Amerika Latin, hingga Asia Tenggara. Alih-alih stabilitas, yang tertinggal justru trauma dan kehancuran. Ironisnya, dalam dua dekade terakhir, Amerika sendiri dihantam bertubi-tubi oleh bencana alam: badai, kebakaran hutan, kekeringan ekstrem, hingga polusi mikroplastik di lautan mereka sendiri. Sulit untuk tidak melihat ini sebagai "karma ekologis" dari hasrat eksploitasi yang tak terbendung (Chomsky, 1999; Klein, 2007; NASA, 2024; NOAA, 2023).


Krisis Moral dan Sosial dari Dalam

Dalam urusan domestik, Amerika menghadapi disfungsi moral dan sosial yang mengkhawatirkan. Negara ini mencatat angka penyalahgunaan narkoba tertinggi di dunia, terutama akibat epidemi opioid seperti fentanyl yang tak terkendali. Rakyatnya dilanda wabah obesitas, depresi, dan kecanduan pornografi. Di sisi elite, skandal pedofilia melibatkan nama-nama besar di parlemen, entertainment, hingga lingkaran kerajaan finansial. Tak mengherankan jika banyak generasi muda menyebut negaranya sebagai “the land of broken dreams”, bukan lagi “the land of opportunity” (CDC, 2023; APA, 2022; Rushkoff, 2019; Zuboff, 2019; World Obesity Federation, 2023; Twenge, 2017).


Polarisasi Politik dan Hancurnya Kepercayaan Publik

Tatanan politik AS kian retak. Polarisasi tajam antara kubu konservatif dan liberal menjadikan negara ini seperti dua bangsa dalam satu wilayah. Serangan terhadap Capitol Hill pada 6 Januari 2021 adalah peringatan keras bahwa demokrasi AS bukan hanya terancam dari luar, tapi juga dari dalam. Kepercayaan terhadap institusi publik merosot tajam—media dianggap bias, parlemen dianggap korup, dan sistem hukum dinilai berpihak pada elite (Levitsky & Ziblatt, 2018; Pew Research Center, 2023; The Atlantic, 2021).


Ekonomi Kertas dan Pembangunan Ilusi

Salah satu bom waktu terbesar Amerika adalah sistem ekonominya yang dibangun di atas utang dan pencetakan uang. Selama bertahun-tahun, The Fed mencetak triliunan dolar untuk menopang pasar properti dan saham—menciptakan ilusi kemakmuran di atas fondasi rapuh. Di saat yang sama, kaum muda Amerika dibebani utang pendidikan yang membengkak, sementara sektor riil seperti manufaktur terus menurun, kalah bersaing dengan Asia (Roubini, 2022; Stiglitz, 2019; The Guardian, 2023).


Daya Tarik yang Memudar

Universitas-universitas top di Amerika kini mulai menolak mahasiswa asing, terutama dari negara-negara Asia yang dulunya menjadi penyumbang devisa terbesar dalam pendidikan tinggi. Kebijakan imigrasi yang ketat dan diskriminatif memperlihatkan ironi: negara yang dahulu dibangun oleh imigran kini menutup diri dari dunia. Padahal, salah satu kekuatan utama Amerika dulu adalah keberagaman dan keterbukaannya (UNESCO, 2023; Inside Higher Ed, 2023; Forbes, 2024).


Dunia yang Tidak Lagi Tunduk

Era dominasi tunggal Amerika mulai pudar. Dunia mulai menyambut multipolarisme, di mana China, Rusia, BRICS, dan Global South menawarkan poros baru kekuatan. Bahkan, gerakan dedolarisasi makin meluas, mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan internasional. Semua ini adalah sinyal bahwa AS bukan lagi pusat gravitasi dunia yang tak tergantikan (Zakaria, 2008; Foreign Affairs, 2023; Al Jazeera, 2024).

 

Kekuatan yang Lupa Bercermin

Amerika mungkin masih punya kekuatan militer, teknologi, dan budaya pop. Tapi di balik gemerlap itu, retakan-retakan dalam fondasi moral, sosial, dan ekonomi mereka makin nyata. Ini bukan sekadar bad period, melainkan fase krisis peradaban. Seperti Romawi yang pernah menganggap dirinya kekal, Amerika kini dihadapkan pada realitas bahwa kekuatan tanpa perenungan justru mempercepat keruntuhan (Gibbon, 1776; Kennedy, 1987; Kotkin, 2001).

Apakah ini akhir dari Amerika? Belum tentu. Tapi jika mereka terus menolak bercermin, maka sejarah mungkin hanya akan mengulang satu lagi kisah kejatuhan kekaisaran besar yang lupa siapa dirinya.

 

Referensi

  • Al Jazeera. (2024). BRICS pushes forward dedollarization strategy.
  • American Psychological Association. (2022). U.S. Mental Health Crisis Report.
  • CDC. (2023). Overdose Deaths Driven by Fentanyl in the United States.
  • Chomsky, N. (1999). The New Military Humanism: Lessons from Kosovo. Common Courage Press.
  • Foreign Affairs. (2023). The Rise of the Rest: Multipolar World in Practice.
  • Forbes. (2024). Why America’s Higher Education System is Losing Its Global Edge.
  • Gibbon, E. (1776). The History of the Decline and Fall of the Roman Empire.
  • Inside Higher Ed. (2023). Decline in International Student Enrollment in Top US Universities.
  • Kennedy, P. (1987). The Rise and Fall of the Great Powers. Vintage.
  • Klein, N. (2007). The Shock Doctrine: The Rise of Disaster Capitalism. Metropolitan Books.
  • Kotkin, S. (2001). Armageddon Averted: The Soviet Collapse, 1970–2000. Oxford University Press.
  • Levitsky, S., & Ziblatt, D. (2018). How Democracies Die. Crown Publishing Group.
  • NASA. (2024). Global Climate Reports. https://climate.nasa.gov
  • NOAA. (2023). Billion-Dollar Weather and Climate Disasters.
  • Pew Research Center. (2023). America’s Political Divide.
  • Roubini, N. (2022). Megathreats: The Ten Trends That Imperil Our Future. Little, Brown.
  • Rushkoff, D. (2019). Team Human. W. W. Norton & Company.
  • Stiglitz, J. (2019). People, Power, and Profits. W. W. Norton.
  • The Atlantic. (2021). The Capitol Rioters Won. https://www.theatlantic.com
  • The Guardian. (2023). US Faces Mounting Debt Crisis.
  • Twenge, J. M. (2017). iGen. Atria Books.
  • UNESCO. (2023). Global Education Monitoring Report.
  • World Obesity Federation. (2023). Global Obesity Observatory – United States.
  • Zakaria, F. (2008). The Post-American World. W.W. Norton & Company.
  • Zuboff, S. (2019). The Age of Surveillance Capitalism. PublicAffairs.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar