My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Senin, 11 November 2013

Elemen-Elemen Ketidaksadaran

Setelah membahas salah satu kepribadian yaitu elemen kesadaran, kini perkenalkan ketidaksadaran yaitu unsur yang lebih dalam dari kesadaran yang sering kali memotivasi tanpa kita sadari. Ketidaksadaran terdapat 2 jenis, yaitu ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif. Adapun pengertian dan perbedaannya adalah sebagai berikut:



1.       Ketidaksadaran Personal
Ketidaksadaran ini bersifat relatif, artinya kadang disadari namun kadang juga tidak. Seseorang mungkin sadar bahwa ucapannya tidak memerhatikan perasaan orang lain, tapi dilain waktu dia tidak sadar saat melakukannya lagi. Isi ketidaksadaran personal masih bisa menjalin kontak dengan kesadaran.

Dalam ketidaksadaran ada unsur kompleks yang terdiri dari sekumpulan perasaan, pikiran, dan persepsi yang berhubungan dengan suasana emosional tertentu. Kita kadang-kadang menemukan diri kita atau orang lain menjadi sangat sensitif dengan kata atau ucapan tertentu. Inilah yang disebut kompleks. Kompleks seringkali bersumber dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan dimasa lalu.

Dalam praktiknya, jung mengidentifikasikan komplek ini dengan stimulasi berupa kata. Teknik ini dikenal dengan nama asosiasi kata (word association). Bila seseorang mendengar kata “ibu”, lalu dia memberi isyarat perasaan tidak nyaman, maka kata itu menampilkan kompleksnya. Bisa jadi bahwa orang itu memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dengan ibu yang direpresi dalam ketidaksadaran personalnya.

Kompleks juga bisa keluar lewat mimpi. Orang umumnya menganggap mimpi sebagai bunga tidur . mimpi membawa pesan penting dari ketidaksadaran kita. Dapat terjadi bahwa seseorang bermimpi ibunya ingin membunuh dia. Padahal dalam kenyataan, sang ibu sangat mencintainya. Mimpi seperti ini bisa mengatakan tentang konflik dengan ibu jauh dimasa lalu yang belum terselesaikan.

2.       Ketidaksadaran Kolektif
Pada level yang lebih dalam dari ketidaksadaran personal terdapat ketidaksadaran kolektif atau ketidaksadaran yang yang dimiliki bersama semua manusia. Ketidaksadaran ini ada pada setiap orang, dibawa sejak lahir, dan diwarisi dari leluhur kita. Didalam ketidaksadaran terdapat arketipe. Aretipe ini dapat dijumpai dalam setiap budaya masa lalu, sekarang, dan akan datang. Singkatnya, arketipe itu abadi dalam kehidupan seluruh manusia. Arketipe menjadi kekuatan psikis yang paling dasar dalam kepribadian manusia.

Arketipe bisa tampil dalam beragam simbol, namun makna yang dibawanya tetap sama. Ini bisa diibaratkan dengan berbagai jenis pohon yang menarik makanan dari bumi yang sama. Begitupun jiwa kita, ada berbagai macam orang dan budaya. Ada 5 arketipe yang sangat umum ditemui, yaitu persona, bayangan (shadow), anima-animus, kepribadian mana, dan self.

·         Persona
Persona adalah kesan perilaku yang ingin ditampilkan dalam berhubungan sosial. Berasal dari bahasa Yunani yang berarti topeng, diera Yunani kuno pemain-pemain drama sering kali menggunakannya untuk pentas panggung. Bisa dikatakan persona adalag berakting. Kita kadang memerlukannya untuk menghindari benturan dengan tuntutan sosial supaya diterima oleh masyarakat. Karena kegunaan utamanya adalah untuk diterima dalam pergaulan sosial. Ironisnya banyak orang stres karena tidak bisa bebas menunjukkan diri mereka yang sesungguhnya. Inilah pentingnya mengakurkan orisinalitas pribadi dengan tuntutan sosial.

·         Shadow (Bayangan)
Shadow adalah sisi gelap dari psike kita yang sering kali disembunyikan atau dihambat perkembangannya. Shadow adalah sisi kepribadian kita yang negatif dan seringkali ditolak dalam kepribadian kita. Shadow sering dianggap membahayakan ego. Dalam mimpi shadow muncul tokoh “jahat” yang sejenis kelamin dengan orang ya ng bermimpi, seperti saudara perempuan atau laki-laki, teman akrab, atau orang yang asing buat kita. Penting diingat bahwa shadow memang negatif, tapi ia adalah bagian dari kepribadian kita entah ditolak atau diterima.

·         Anima dan Animus
Anima adalah jiwa perempuan yang ada pada seorang pria dan Animus adalah jiwa laki-laki yang ada dalam seorang perempuan. Jadi sifatnya kontraseksual. Anima bercirikan lemah lembut, manja, sabar, penyayang, menerima, dekat dengan alam, atau mudah memaafkan. Sementara Animus bercirikan tegas, senang mengontrol, argumentatif, bertanggungjawab, atau punya semangat juang.

Anima dan Animus juga mendiami ketidaksadaran kolektif kita. Setiap laki-laki punya komponen feminin dan setiap perempuan punya komponen maskulin. Kalaupun kita berhasil menekannya kebawah sadar, kita tanpa sadar akan memproyeksikannya keluar. Itulah alasan mengapa pria yang emosional cenderung memilih wanita yang kalem. Sedangkan wanita yang emosional cenderung menyukai pria yang cerdas.

·         Kepribadian Mana
Mana adalah kebijaksanaan dalam diri setiap orang, berasal dari bahasa polinesia yang berarti kekuatan suci atau ilahi. Menurut Jung mana adalah kekuatan dalam psike kita yang dahsyat. Dalam mimpi dan mitologi, kepribadian Mana biasanya muncul dalam figur yang sejenis kelamin dengan orang yang bermimpi. Figur itu dipandang sebagai figur yang mulia atau agung, Ibu yang Agung (The Great Mother), orang tua yang bijak (the wise old man). Mereka tampil sebagai superman, superwoman, atau guru yang mulia. Singkatnya, mereka muncul sebagai pahlawan besar.

·         Self
Self bisa diterjemahkan sebagai diri yang terdalam. Self terletak dilapisan terdalam sekaligus menjadi pusat ketidaksadaran kolektif. Self inilah yang ingin diwujudkan dalam kesadaran setiap orang supaya bisa menjadi pribadi yang sehat. Dalam mimpi, self menggambarkan kekuatan dan sosok yang terkesan aneh dan tidak dikenali (impersonal). Simbol self biasanya muncul lewat tampilan orang, binatang, atau benda aneh lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar